Kamis 14 May 2020 08:54 WIB

Afrika Selatan Tidak Terburu-buru Longgarkan Lockdown

Afrika Selatan melaporkan 12.074 kasus virus corona dengan 219 angka kematian.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Cyril Ramaphosa
Foto: AP Photo/Mike Hutchings
Cyril Ramaphosa

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa tidak akan mengambil keputusan yang terburu-buru untuk melonggarkan pembatasan. Pemberlakuan pembatasan ketat akan berlangsung hingga Juni di sejumlah wilayah yang memiliki tingkat infeksi virus corona terbanyak dan berada di level 4 dari sistem kewaspadaan.

Ramaphosa memberlakukan lockdown dengan sangat ketat mulai akhir Maret. Dalam pidatonya dia mengatakan, langkah ketat diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan negra dan mencegah kematian. Pada 1 Mei, pemerintah telah menurunkan tingkat kewaspadaan dari level 5 menjadi level 4.

Baca Juga

"Kami akan melanjutkannya dengan hati-hati. Tujuan kami adalah untuk terus meningkatkan kegiatan ekonomi sambil memberlakukan langkah-langkah untuk mengurangi penularan virus dan memberikan perawatan yang memadai bagi mereka yang terinfeksi dan membutuhkan perawatan," ujar Ramaphosa.

Afrika Selatan melaporkan 12.074 kasus virus corona yang dikonfirmasi dengan 219 kematian. Ramaphosa mengatakan, pemerintah akan berkonsultasi dengan pihak berwenang terkait kewaspadaan penyebaran virus corona. Rencananya, pemerintah akan menurunkan level kewaspadaan menjadi sianga 3 pada akhir Mei.

"Kami akan segera memulai proses konsultasi dengan para pemangku kepentingan terkait pada proposal bahwa pada akhir Mei, sebagian besar negara ditempatkan pada tingkat siaga 3, tetapi bagian-bagian negara dengan tingkat infeksi tertinggi tetap pada tingkat 4," ujar Ramaphosa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement