REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Wakil Menteri Keuangan Prancis Agnes Pannier-Runacher mengkritisi diprioritaskannya Amerika Serikat (AS) memperoleh vaksin Covid-19. Itu merupakan responsnya terhadap komentar yang sempat dirilis perusahaan farmasi Prancis, Sanofi.
"Bagi kami itu tidak dapat diterima (jika AS diprioritaskan mendapat vaksin) karena ada akses istimewa ke negara ini dan itu untuk alasan keuangan," kata Pannier-Runacher dalam sebuah wawancara dengan Sud Radio, dikutip Anadolu Agency, Kamis (14/5).
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News, CEO Sanofi Paul Hudson mengatakan AS memiliki hak untuk melakukan pemesanan di muka terbesar untuk vaksin Covid-19. Hal itu karena Washington telah berinvestasi dalam mengambil risiko.
Pemerintah AS memperluas kemitraan dengan Sanofi pada awal tahun lalu. Hudson mengatakan negara tersebut berharap memiliki akses pertama ke vaksin yang berhasil untuk Covid-19.
Sanofi telah bermitra dengan perusahaan farmasi asal Inggris GlaxoSmithKline untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Namun, uji klinis belum dimulai. Obat yang dihasilkan tidak mungkin muncul sebelum 2021.
Kemitaraan antara Sanofi dan GlaxoSmithKline didanai oleh Biomedical Advanced Research and Development Authority. Ia adalah sebuah divisi dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.