Jumat 15 May 2020 10:46 WIB

Pasien Covid-19 di Vietnam Perlu Transplantasi Paru

Pilot yang terinfeksi Covid-19 di Vietnam telah pakai ventilator selama 30 hari.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas Bandara Hanoi, Vietnam, Kamis (7/5).  Vietnam telah melakukan upaya habis-habisan untuk menyelamatkan nyawa pasien Covid-19 yang paling kritis, seorang pilot Inggris yang bekerja untuk Vietnam Airlines.
Foto: AP Photo/Hau Dinh
Aktivitas Bandara Hanoi, Vietnam, Kamis (7/5). Vietnam telah melakukan upaya habis-habisan untuk menyelamatkan nyawa pasien Covid-19 yang paling kritis, seorang pilot Inggris yang bekerja untuk Vietnam Airlines.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam telah melakukan upaya habis-habisan untuk menyelamatkan nyawa pasien Covid-19 yang paling kritis, seorang pilot Inggris yang bekerja untuk Vietnam Airlines, maskapai nasional. Melalui pengujian yang agresif dan program karantina terpusat yang massal, Vietnam hanya memiliki 288 kasus Covid 19-dan tidak melaporkan adanya kematian.

Sedikit biaya telah dihemat untuk mencoba menyelamatkan nyawa pria berusia 43 tahun, yang diidentifikasi hanya sebagai 'Pasien 9'. Ia terinfeksi virus corona di sebuah bar di pusat bisnis selatan Kota Ho Chi Minh pada pertengahan Maret.

Baca Juga

Lebih dari 4.000 orang yang terhubung ke klaster diuji. Sebanyak 18 dari mereka ditemukan terinfeksi virus corona. 

Sementara sebagian besar telah pulih, pilot Inggris ini harus menggunakan alat pendukung kehidupan. Kondisinya telah memburuk secara signifikan.

Pada Selasa (12/5), kementerian kesehatan mengadakan pertemuan dengan para ahli dari rumah sakit terkemuka. Mereka memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup pria itu adalah transplantasi paru-paru.

Kasusnya telah menarik minat nasional di Vietnam, di mana pemerintah telah memenangkan dukungan luas untuk kampanyenya dalam mengatasi virus corona. Pada hari Kamis (14/5), media pemerintah mengatakan 10 orang, termasuk seorang veteran militer berusia 70 tahun, telah menjadi sukarelawan sebagai donor paru-paru, tetapi ditolak oleh dokter negara.

"Kami tersentuh oleh niat baik mereka, tetapi peraturan saat ini tidak memungkinkan kami untuk transplantasi paru-paru yang disumbangkan oleh sebagian besar orang yang masih hidup," kata perwakilan dari Pusat Koordinasi Nasional untuk Transplantasi Organ Manusia (VNHOT) Tuoi Tre.

Menurut Tuoi Tre, pasien hanya memiliki 10 persen dari kapasitas paru-parunya yang tersisa dan telah alat pendukung kehidupan selama lebih dari 30 hari. 

Wakil menteri kesehatan Nguyen Truong Son mengatakan kepada media bulan lalu bahwa Vietnam telah mengimpor obat spesialis dari luar negeri untuk mengobati pembekuan darah pada pasien, tetapi tidak berhasil. Vietnam telah menghabiskan lebih dari 5 miliar dong atau sekitar Rp 3 miliar untuk menyelamatkannya, lapor Kantor Berita Vietnam (VNA).

Juru bicara kementerian luar negeri Le Thi Thu Hang mengatakan masalah kesehatan yang mendasari pilot tersebut telah memperburuk kondisinya. Tetapi ahli dan dokter terbaik Vietnam akan mencoba menyelamatkannya.

"Kami sangat berharap pasien Inggris ini akan segera pulih," kata Hang.

Pada Maret, media pemerintah China mengatakan telah berhasil melakukan transplantasi paru-paru ganda pada pasien Covid-19. Ini adalah prosedur yang disebutnya sebagai metode signifikan untuk mengobati korban penyakit yang paling parah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement