REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Para ahli kesehatan China dan Palestina melakukan diskusi tentang penanganan pasien Covid-19. China menilai, selama pandemi masih berlangsung, dunia internasional harus memberi perhatian pada Palestina.
"Pada 14 Mei, para ahli medis dan pengendalian penyakit dari Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, Komisi Kesehatan Kota Wuhan, Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan dan lembaga medis lainnya berdiskusi melalui tautan video dengan rekan-rekan Palestina mereka tentang diagnosis serta perawatan Covid-19, epidemi, pencegahan, dan kontrol," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian pada Jumat (15/5), dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri Cina.
Dia menekankan bahwa konferensi video tersebut menunjukkan persahabatan tradisional China-Palestina. "Ini juga merupakan tindakan nyata China dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia serta bekerja dengan negara-negara regional dalam menanggapi pandemi," ujarnya.
"Ketika pandemi masih menyebar, komunitas internasional harus mementingkan kehidupan dan kesehatan rakyat Palestina, merespons kekhawatiran anti-epidemi dari para pengungsi di dalam serta luar Palestina dan negara-negara tuan rumah mereka," kata Zhao.
Menurutnya, bantuan pun harus diberikan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). "Sebagai negara besar yang bertanggung jawab, China akan terus mendukung yang terbaik untuk kemampauan Palestina serta negara-negara regional dalam mengalahkan virus di awal," ucapnya.
Saat ini Palestina memiliki 375 kasus Covid-19 dengan dua korban meninggal dunia.