Sabtu 16 May 2020 19:07 WIB

AS Berencana Kumpulkan Ratusan Juta Dosis Vaksin Covid-19

AS menargetkan vaksin bisa diluncurkan pada akhir tahun.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana mengumpulkan ratusan juta dosis vaksin Covid-19 (Foto: ilustrasi vaksin Covid-19)
Foto: Center for Pharmaceutical Research via AP
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana mengumpulkan ratusan juta dosis vaksin Covid-19 (Foto: ilustrasi vaksin Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana mengumpulkan ratusan juta dosis vaksin Covid-19. Saat ini vaksin sedang dikembangkan dengan tujuan akan ada satu atau lebih vaksin yang siap diluncurkan pada akhir tahun.

"Kami sudah menemukan 100 lebih calon vaksin, apa yang kami lakukan sekarang adalah mempersempit vaksin ke dalam kelompok inti, yang pada mereka akan kita pertaruhkan ratusan juta dolar dan meningkatkan produksi vaksin domestik secara masif sehingga kita pada akhir tahun," kata Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan, Alex Azar kepada saluran TV Fox Business Network, melansir reuters, Sabtu (16/5).

Baca Juga

Gedung Putih menargetkan sudah akan memiliki 300 juta dosis vaksin pada akhir 2020. Tidak ada vaksin untuk patogen ini yang disetujui meski beberapa sedang dikembangkan. Memproduksi serta mendistribusikan sebuah vaksin efektif dianggap sebagai langkah penting untuk memulai ekonomi AS.

"Kami harus menggunakan secara penuh kekuatan pemerintah AS dan sektor swasta di sini untuk menekan semua waktu (uji coba obat) tersebut, mengurangi inefisiensi dalam pengembangan dan penggunaan kekuatan pemerintah AS untuk memproduksi di tengah risiko, mencapaijutaan dosis vaksin bahkan saat kami menjalankan uji klinis untuk membuktikan kemanjuran dan keamanannya," kata Azar.

Namun ahli penyakit menular Dr Anthony Fauci, yang mengepalai Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan bahwa gagasan akan adanya vaksin pada musim gugur mendatang, ketika sekolah dan universitas melanjutkan kegiatannya, merupakan ambisi yang terlalu muluk.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement