REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Beberapa pemimpin negara seperti Putin, Boris Johnson, Jair Bolsonaro, dan Donald Trump memang memiliki pandangan berpolitik yang beda. Namun demikian, tampaknya mereka memiliki kesamaan dalam penanganan Covid-19 yaitu keyakinan perlindungan diri terhadap virus mengurangi citra macho sebagai pemimpin politik.
Trump bahkan menolak mengenakan masker, termasuk ketika ia mengunjungi fasilitas pembuatan masker. Hal tersebut juga dilakukan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro yang mengabaikan aturan jaga jarak atau social distancing dengan bersalaman dan memeluk penggemarnya. Sementara, Putin yang sempat mengenakan pakaian APD lengkap pada Maret lalu, bersalaman dengan ketua dokter yang diketahui kemudian positif virus corona. Perdana menteri dan sekretaris negara Rusia kini tertular virus corona.
Dari keempat pemimpin, PM Inggris, Boris Johnson memang menjadi satu-satunya yang sempat didiagnosis positif Corona. Dia diketahui sempat menjadi guyonan saat diketahui berjabat tangan semua orang saat berkunjung di pusat perawatan virus corona.
Menurut pakar yang meneliti persaingan maskulinitas di lingkungan kerja, sikap para pemimpin negara menyoal Covid-19 itu dilatarbelakangi retorika khas lelaki yang ingin terlihat macho.
“Untuk terlihat tidak bertentangan dengan prinsip inti maskulinitas: mereka tidak ingin menunjukkan kelemahan,” kata ilmuwan Peter Glick, seperti dilansir The Guardian, Senin (18/5).
Meski demikian, tak semua pemimpin laki-laki mau mempertaruhkan risiko kesehatan dengan ketakutan terlihat lemah saat memakai masker. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, terlihat menggunakan masker N95 saat mengunjungi rumah sakit di awal masa pandemi. Walaupun, hal itu menimbulkan kontroversi, karena dokter kepala hanya memakai masker bedah sederhana.
Di beberapa negara lain, pemimpin yang ingin terlihat macho menolak untuk menjalani protokol pencegahan. Sebagai contoh ekstrem, Presiden Belarus, Alexander Lukashenko bahkan menyatakan ungkapannya "Lebih baik mati berdiri daripada hidup dengan berlutut" ketika menjelaskan tindakannya tak melakukan pembatasan untuk mencegah penyebaran virus.
Trump dan wakil presidennya, Mike Pence, keduanya menolak untuk mengambil langkah pencegahan sederhanan dan memakai masker. Meski virus corona sudah menyebar di dalam Gedung Putih, Trump masih mengatakan dia memakai masker bukan untuk dirinya sendiri.
Kondisi tersebut membuat sebuah paradoks, di mana selama ini Putin dan Trump mendapatkan perlindungan ketat dari negara, termasuk dilingkupi petugas keamanan untuk menghindari risiko keamanan dari orang yang mereka temui, tempat yang mereka tuju, atau makanan. Namun, kedua pemimpin tersebut menolak saran sederhana untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 dari para ahli.
Hal itu justru sangat jauh berbeda dengan Slovakia dan pemerintahannya. Padahal, jika dibandingkan, Slovakia memiliki kematian per kapita yang sangat rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Koalisi pemerintahan yang baru dilantik pada Maret lalu itu, memutuskan semua orang agar mengenakan masker. Tak terkecuali ketika Presiden Zuzana Čaputová juga kerap kali menggunakannya ketika tampil di publik. Bahkan, pembawa acara membacakan berita dengan masker untuk memberi pesan kepada masyarakat. Negara itu kini telah terbebas dari lockdown dengan hanya 27 kematian akibat virus corona.