Rabu 20 May 2020 02:13 WIB

Selandia Baru Dua Hari Catat Nol Kasus Baru

Selandia Baru tidak mau gegabah menyebut virus sudah terkendali.

Boneka beruang tergantung di pagar salah satu rumah di Christchurch, Selandia Baru, Selasa (31/3). Warga Selandia Baru bersama gerakan Internasional dimana orang-orang menaruh boneka beruang di jendela mereka selama lockdown akibat virus Corona untuk mencerahkan suasana hati dan memberikan anak-anak permainan untuk bermain dengan boneka beruang di lingkungan mereka
Foto: Mark Baker/AP
Boneka beruang tergantung di pagar salah satu rumah di Christchurch, Selandia Baru, Selasa (31/3). Warga Selandia Baru bersama gerakan Internasional dimana orang-orang menaruh boneka beruang di jendela mereka selama lockdown akibat virus Corona untuk mencerahkan suasana hati dan memberikan anak-anak permainan untuk bermain dengan boneka beruang di lingkungan mereka

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Selandia Baru pada Selasa (19/5) mencatat tidak ada kasus baru Covid-19 untuk dua hari berturut-turut. Tetapi otoritas setempat mengatakan masih terlalu dini untuk memindahkan status siaga ke tingkat terendah, tingkat satu dalam skala kewaspadaannya.

Sejauh ini, Selandia Baru, negara berpenduduk lebih dari lima juta jiwa, baru memindahkan status siaga ke tingkat dua pada minggu lalu. Oleh karena itu, pemerintah mengizinkan kafe, pertokoan, dan restoran kembali buka dengan tetap mematuhi aturan jaga jarak.

Baca Juga

"Kami baru saja menetapkan status siaga pada tingkat dua; kami masih perlu beradaptasi dengan sejumlah parameter pada status siaga tingkat dua," kata Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield saat jumpa pers di Wellington.

Bloomfield mengatakan jalan masih terlalu panjang bagi Selandia Baru untuk memindahkan status siaga ke tingkat satu, yang menandai penyebaran virus telah terkendali. "Meskipun saat ini tidak ada kasus baru yang dapat ditemukan, bukan berarti kita bebas dari ancaman virus," kata Bloomfield ke para wartawan.

Sebagaimana negara tetangganya, Australia, Selandia Baru berhasil menjaga angka korban jiwa tetap rendah. Selandia Baru mencatat lebih dari 1.500 orang positif tertular Covid-19 dan 21 di antaranya meninggal dunia.

Jumlah pasien dan korban jiwa yang relatif rendah terjadi salah satunya karena aturan karantina wilayah yang berlangsung lebih dari satu bulan. Kebijakan pemerintah yang efektif menanggulangi pandemi berdampak positif terhadap popularitas Perdana Menteri Jacinda Ardern. Survei dari Newshub-Reid Research menunjukkan Ardern merupakan perdana menteri paling populer di Selandia Baru pada abad ini.

Selandia Baru akan meluncurkan aplikasi pelacak Covid-19, Rabu (20/5) guna membantu warga menjaga diri dari penyebaran virus secara mandiri. Pemerintah memastikan data pribadi masyarakat tidak akan dibagi dengan pihak lain selain pengguna aplikasi.

Jumlah pasien positif harian di Selandia Baru telah turun dan stabil dalam beberapa minggu terakhir sejak sempat tinggi pada awal April. Negara itu mencatat hanya ada 19 kasus baru pada Mei.

Sementara itu, tidak ada kasus baru yang dilaporkan pada delapan hari berbeda selama bulan ini, dilansir dari Reuters.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement