Senin 25 May 2020 15:16 WIB

Drama TV Suriah Pakai Foto Asli Korban Kekerasan Rezim Assad

Keluarga perempuan korban kekerasan rezim Assad memprotes televisi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Foto Rehab al-Alawi
Foto: Guardian
Foto Rehab al-Alawi

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serial televisi Ramadhan di Suriah, An Interview With Mr Adam mengundang kontroversi karena menggunakan foto asli perempuan yang meninggal di penjara oleh kekerasan rezim Bashar al-Assad. Penggunaan foto itu awalnya difungsikan sebagai visualisasi pembunuhan perempuan.

Drama itu bergenre detektif atau perburuan teka teki. Drama itu menceritakan perempuan asal Mesir yang dihamili anak bosnya meninggal. Perempuan itu diperankan aktris yang mengisahkan masa lalunya. Dalam satu scene, muncul foto Rehab al-Alawi yang meninggal akibat kekerasan di penjara Suriah pada 2014. Foto itu diceritakan dicetak oleh penyelidik polisi untuk mengetahui kekerasan pada perempuan di episode itu.

Baca Juga

"Keterkejutan dan perasaan terganggu dirasakan secara universal," kata petinggi Tahrir Institute for Middle East Policy, Mai el-Sadany dilansir dari the Guardian pada Selasa, (19/5).

El-Sadany menyayangkan penayangan korban penyiksaan itu di televisi seolah sebagai tokoh fiksi. Ia khawatir ada upaya televisi melakukan traumatisasi kembali pada warga.

"Ini bisa jadi usaha menulis ulang sejarah rezim," sebut el-Sadany.

Paman Alawi, Khalid al-Alawi berencana menuntut tayangan An Interview With Mr Adam. Ia menyayangkan penggunaan foto keponakannya.

"Kematian Rehab sangat menghancurkan perasaan, tapi lebih sedih lagi melihat fotonya digunakan di tayangan televisi itu," ujarnya.

Rehab al-Alawi merupakan penduduk Deir ez-Zor yang merupakan salah satu kota yang pertama melakukan protes anti-Bashar al-Assad pada 2011. Al-Alawi tercatat sebagai mahasiswi teknik sipil di Damaskus ketika Arab Spring bergejolak. Rehab al-Alawi makin menentang pemerintahan Assad setelah kakaknya Asem dibunuh Assad.

Alawi akhirnya dipenjara pada Januari 2013. Rekan satu selnya mengungkap Alawi jadi subjek interogasi dan kekerasan setiap harinya. Alawi selalu kembali dalam keadaan ketakutan dan menangis setelah mendapat perlakuan itu di penjara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement