REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah angkat bicara soal laporan mengenai dukungan yang diberikan Indonesia terhadap penyelidikan independen pandemi Covid-19 dalam pertemuan World Health Assembly (WHA). Menurutnya resolusi yang diadopsi WHA tak menyebutkan tentang penyelidikan tersebut.
“Saya ingin merespons pertanyaan rekan-rekan media dalam beberapa hari terakhir, khususnya dalam merespons apa yang muncul di media asing yang menyebutkan Indonesia menjadi bagian dari koalisi negara-negara yang menginginkan adanya sebuah investigasi (Covid-19). Saya garis bawahi, tidak ada atau tidak tepat peristilahan koalisi yang ditanyakan atau disampaikan,” kata Teuku dalam konferensi pers virtual pada Rabu (20/5).
Dia menjelaskan, sedari awal Indonesia memang menjadi salah satu negara co-sponsored resolusi WHA yang telah diadopsi pada Selasa (19/5). Namun dalam resolusi tersebut tak disinggung tentang penyelidikan independen Covid-19.
“Kalau kita melihat secara utuh, tidak ada sebenarnya suatu spesifik yang disebutkan memintakan sebuah investigasi independen,” ujar Teuku.
Menurut dia, Indonesia melihat resolusi WHA sebagai upaya bersama negara-negara dunia untuk menjalin kerja sama dalam penanganan pandemi Covid-19. “Jadi pada saat ditanyakan apakah Indonesia menjadi pihak yang menginginkan investigasi, pernyataan saya adalah tidak ada rujukan mengenai investigasi dalam resolusi tersebut,” ucapnya.
Sebelumnya Indonesia dilaporkan menjadi bagian dari 116 pendukung draf resolusi yang diajukan Uni Eropa dan Australia kepada WHA. Mereka meminta WHA, sebagai badan yang mengatur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melakukan penyelidikan internasional tentang Covid-19, termasuk asal-usul virus.
China telah menentang dan menolak penyelidikan semacam itu. Beijing menganggap usulan investigasi tentang Covid-19 bermotivasi politik. Hubungan China dan Australia telah dibekap ketegangan akibat seruan penyelidikan tersebut.