REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON — Pemerintah Selandia Baru secara bertahap akan melonggarkan aturan pembatasan yang diberlakukan selama pandemi Covid-19. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari permintaan domestik dan untuk melindungi lapangan kerja dan perekonomian di negara itu.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Rabu (20/5) mengumumkan bahwa negara akan bergerak ke tingkat pembatasan lebih rendah. Pekan lalu, tingkat kewaspadaan berada di level 2. Level itu memungkinkan toko, restoran, sekolah, dan tempat-tempat publik lainnya dibuka kembali.
Pada pekan ini tepatnya mulai Kamis (21/5), bar akan mulai diizinkan beroperasi. Namun, batasan hanya 10 orang dapat berkumpul atau berada di satu tempat yang sama ditetapkan, termasuk di rumah ibadah yang menyelenggarakan seperti acara kebaktian gereja.
"Ketika kami maju melalui Level 2, kami berencana untuk menyesuaikan pengaturan kami untuk memungkinkan aktivitas lebih banyak dilakukan saat data menunjukkan kondisi lebih aman,” ujar Ardern dalam pengumuman terbaru dilansir The Strait Times, Rabu (20/5).
Ardern menegaskan sangat penting agar Selandia Baru bergerak kembali secepat mungkin guna meminimalisir dampak ekonomi. Pendekatan terbaru diperlukan, membuat adanya penyesuaian secara bertahap, mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan mengancam banyak nyawa.
Ardern telah menghadapi kritik karena menghambat ekonomi setelah dia memberlakukan lockdown secara ketat di Selandia Baru pada akhir Maret lalu. Namun, langkah yang diambil olehnya dinilai cukup berhasil untuk mengendalikan penyebaran wabah. Negara itu mencatat jumlah kasus Covid-19 yang tidak terlalu tinggi yaitu 1.503 dan sejauh ini hanya ada 21 kematian akibat infeksi virus ini.
Selandia Baru telah menggunakan sistem peringatan empat tingkat kewaspadaan selama pandemi, dengan Tingkat 4 menunjukkan pembatasan nasional secara penuh. Sejak masuk ke tingkat 2 pada 14 Mei lalu, hanya ada dua kasus Covid-19 terbaru dilaporkan. Ini menunjukkan tidak ada penularan virus lebih lanjut antar masyarakat.
Pemerintah Selandia Baru akan meninjau tingkat kewaspadaan setiap dua pekan, dimulai dengan penilaian ukuran pertemuan antar warga yang aman pada 25 Mei mendatang. Nantinya, tinjauan persyaratan jarak fisik pada transportasi umum, yang memungkinkan bus dan pesawat terbang beroperasi pada kapasitas yang lebih besar, juga akan dilakukan.
Perbatasan Selandia Baru tetap ditutup hingga saat ini. Namun aturan akan dipertimbangkan lebih lanjut, merujuk pada zona perjalanan potensial yang aman, khususnya ke negara tetangga Australia. Ardern mengatakan bahwa seluruhnya akan diusahakan untuk kembali berjalan normal namun dengan seaman mungkin.