Kamis 21 May 2020 16:04 WIB

Biden Peringatkan Penyalahgunaan Kekuasaan, Singgung Trump?

Pernyataan Biden disampaikan sehari setelah menolak merespons kritik Donald Trump.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Joe Biden didampingi istrinya, Jill Biden.
Foto: Tracie van Auken/EPA
Joe Biden didampingi istrinya, Jill Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan penyalahgunaan kekuasaan. Dalam pidato kelulusan Columbia University Law School via video, Biden mengatakan mereka 'yang ditugaskan menegakkan hukum menyalahgunakan kekuasaan'.

Hal itu ia sampaikan satu hari setelah menolak merespons kritik Presiden AS Donald Trump secara langsung. Biden meminta para wisudawan untuk 'melindungi fondasi paling dasar dari demokrasi'.

Baca Juga

"Percaya pada pemerintahan sendiri, karena saat ini sedang di serang, orang-orang yang ditugaskan menegakan hukum menyalahgunakan kekuasaan mereka, melindungi teman-teman mereka, memperlemah prinsip-prinsip dasar yang membuat negara kami bekerja," kata Biden, Kamis (21/5).

Trump dan kroni-kroninya menyerang Biden dengan teori konspirasi. Merema menuduhnya melakukan tindakan tidak pantas selama pemerintahan Presiden Barack Obama.

Biden sempat ditanya tentang tuduhan Trump dan sekutu-sekutunya. "Saya tidak ingin turun ke lumpur bersama orang-orang itu," jawab Biden.

Di aula virtual Yahoo News, Biden mengatakan Trump mencoba mengalihkan perhatian pemilih dari ketidakmampuannya mengatasi pandemi virus corona. Virus tersebut telah menewaskan lebih dari 90 ribu warga Amerika. Trump mengatakan virus tersebut akan hilang 'seperti keajaiban'.  

Trump menyebarkan teori konspirasi yang ia namakan Obamagate. Ia menunjuk kasus hukum mantan penasihat keamanannya Michael Flynn. Ia menyinggung pengawasan target asing yang 'membuka kedok' Flynn adalah tindakan kriminal dan didorong motif politik partisan.

Tidak ada bukti hal tersebut melanggar hukum. Trump juga menunjukkan bukti yang salah. Laporan 'membuka kedok' orang-orang yang diawasi adalah tindakan rutin pemerintah dan sesuai hukum.

Pada 2019, pemerintahan Trump mengajukan 10.012 permintaan laporan semacam itu. Tapi laporan itu tidak selalu disampaikan ke publik.

Para pendukung Trump menjadikan kasus Flynn sebagai bukti para loyalis Obama telah menekan Trump sejak awal pemerintahannya. Trump menyebutnya 'kejahatan dan skandal politik terbesar dalam sejarah AS'.  

"Ini polanya dia, memecah belah, memecah belah, memecah belah, memecah belah, kejahatan terbesar? Maksud saya, ya Tuhan," kata Biden. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement