REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan pada Kamis menegaskan akan menjadikan pasukan Khalifa Haftar di Libya sebagai "target yang sah" bila putschist alias pasukan kudeta itu menyerang kepentingan Turki di negara itu.
"Kami mengingatkan sekali lagi bila mereka menyerang kepentingan Turki di Libya, ini akan ada konsekuensi yang sangat berat dan elemen putschist Haftar akan dianggap sebagai target yang sah," ungkap pernyataan tertulis dari Hami Aksoy, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki.
Pernyataan tertulis dari Jubir Aksoy itu muncul setelah milisi Jenderal Haftar mengatakan mereka akan menyerang pasukan dan kepentingan Turki.
Aksoy menambahkan bahwa pernyataan dari milisi Haftar itu, yang dikutip oleh media asing yang melaporkan milisi Haftar akan menargetkan kepentingan Turki dengan elemen udara mereka, dirilis setelah pesawat tempur asing [Rusia] dikerahkan ke pasukan Haftar di timur Libya.
Dia mengatakan pernyataan itu mencerminkan kekalahan pasukan Haftar di darat dan menambahkan itu adalah "tanda paling jelas" bahwa Haftar dan pendukungnya berusaha untuk meningkatkan permusuhan di Libya.
Tentara Libya baru-baru ini menghancurkan banyak sistem pertahanan udara jenis Pantsir buatan Rusia yang dipasok ke Haftar oleh Uni Emirat Arab.
Awal pekan ini pasukan Libya juga telah merebut kembali pangkalan udara utama Al-Watiya dari milisi Haftar.
Turki membantu pemerintah Libya dalam pelatihan, kerja sama dan konsultasi militer, menurut pernyataan dari Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar pada Rabu.
Pasukan Haftar, yang menyerang pemerintah Libya di Tripoli selama lebih dari satu tahun, mengintensifkan serangannya terhadap warga sipil pada Mei ini karena keberhasilan tentara Libya baru-baru ini terhadap para militan pro-Haftar.
Beberapa kota besar di barat mengumumkan dukungan mereka kepada pemerintah Libya.
Menyusul penggulingan mendiang penguasa Muammar Gaddafi pada 2011, pemerintah Libya didirikan pada 2015 di bawah kesepakatan politik yang dipimpin PBB.