REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina hanya akan menambah anggaran pertahanan militer mereka sebesar 6,6 persen. Karena krisis ekonomi yang disebabkan pandemi virus korona maka pada tahun 2020 ini Cina tidak terlalu banyak menambah anggaran pertahanannya.
Angkanya jauh dibawah dibandingkan persentase beberapa tahun yang lalu yang sebesar dua digit. Cina menjadi negara dengan pengeluaran pertahanan terbesar kedua di dunia setelah AS.
Dalam pertemuan tahunan parlemen Cina yang disebut Kongres Rakyat Nasional. Diumumkan pada Jumat (22/5) anggaran pertahanan Negeri Tirai Bambu pada tahun ini tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu yakni 1,268 triliun yuan atau 178 miliar dolar AS.
Angkatan bersenjata Cina, Tentara Pembebasan Rakyat adalah militer terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir Sayap militer Partai Komunis Cina itu menambah kapal induk, kapal selam berkekuatan nuklir dan pesawat siluman dalam koleksi persenjataan mereka. Sebagian besar diproduksi dalam negeri.
Cina mengatakan sebagian besar anggaran akan digunakan untuk meningkatkan kondisi tentara. Sementara para kritikus asing mengatakan pengeluaran sebenarnya lebih besar karena banyak peralatan yang tidak masuk dalam anggaran resmi.
Anggaran itu diperkirakan untuk memperkuat Angkatan Laut Cina serta menambah pesawat canggih dan senjata lainnya untuk membantu Beijing menegakan klaim mereka di Laut Cina Selatan (LCS). Mereka juga berencana meningkatkan kehadiran militer di Pasifik Barat dan Samudra Hindia.
Selain itu juga untuk menjaga kredibel mereka dalam menghadapi ancaman dari Taiwan. Pulau yang dikelola secara demokratis , namun Cina menganggapnya sebagai salah satu bagian wilayah mereka.
Tahun lalu Cina menambah anggaran pertahanan mereka sebesar 7,5 persen sebesar 1,2 triliun yuan atau 178 miliar dolar AS. Sementara pakar independen memperkirakan anggaran yang sebenarnya lebih dari 220 miliar dolar AS.