Senin 25 May 2020 16:30 WIB

Laporan Keracunan Pemutih dan Desinfektan di AS Meningkat

Peningkatan laporan keracunan desinfektan muncul setelah komentar Donald Trump.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan, ilustrasi
Foto: Chinatopix via AP Photo
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Keracunan akibat pemutih dan desinfektan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di Amerika Serikat (AS). Peristiwa itu terjadi setelah Presiden Donald Trump membuat komentar yang menyarankan menyuntikkan bahan kimia desinfektan sebagai pengobatan Covid-19.

Laporan Time menyatakan, data dari American Association of Poison Control Center (AAPCC) menunjukkan bahwa jumlah panggilan ke hotline pengendalian racun telah melonjak selama dua bulan terakhir. Jumlah itu hampir dua kali lipat dari laporan pada Maret 2019 dan lebih dari dua kali lipat jumlah total kasus April 2019.

Baca Juga

Berdasarkan Pusat Pengendlian Penyakit dan Pencegahan Morbiditas dan Mortalitas, keracunan yang tidak disengaja dari pemutih dan disinfektan lainnya sebenarnya meningkat dari 1 Januari hingga 31 Maret, sebelum komentar Trump. Namun, jumlahnya meroket setelah Trump menyatakan saran medis yang salah itu.

Keracunan tidak disengaja dengan disinfektan rumah tangga pada bulan Januari, Februari dan Maret 2020 masing-masing naik 5 persen, 17 persen, dan 93 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Setelah komentar Trump, peningkatan untuk April 2020 adalah 121 persen dibandingkan dengan April 2019.

Trump membuat saran tentang penggunaan pemutih dan disinfektan pada 23 April di Gedung Putih. Pada kesempatan itu, ahli menyimpulkan bahwa virus korona dapat melemah dengan cepat ketika terkena sinar matahari dan panas, dan bahwa pemutih dan alkohol isopropil, ketika digunakan pada permukaan, bisa membunuh virus dalam hitungan menit.

Menanggapi pengumuman ini, Trump justru menyarankan bahwa pendekatan yang sama berpotensi bisa berlaku di tubuh manusia juga. Pernyataan itu ternyata menarik banyak minat warga.

Beberapa hari kemudian Trump mengatakan dia tidak bertanggung jawab atas beberapa orang menganggapnya serius. Dia menyatakan tidak dapat membayangkan mengapa lonjakan keracunan yang dilaporkan dapat terjadi. Dia menegaskan kembali bahwa komentar sebelumnya dimaksudkan sebagai sarkastik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement