Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali dikritik setelah laporan media mengungkapkan bahwa penasihat utamanya, Dominic Cummings, melanggar aturan penguncian atau lockdown meski terinfeksi COVID-19 pada bulan Maret lalu.
Cummings dianggap sebagai anggota kunci kampanye yang mendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit pada 2016 lalu dan bertanggung jawab membantu Johnson menjadi perdana menteri Inggris tahun 2019.
Surat kabar Inggris, The Daily Mirror dan The Guardian, melaporkan bahwa Cummings meninggalkan rumahnya di London dan pergi ke tempat orang tuanya di Durham, sekitar 400 kilometer di timur laut Inggris, meski menunjukkan gejala COVID-19.
Polisi Durham juga mengonfirmasi bahwa pada tanggal 31 Maret mereka telah diberi tahu tentang adanya seseorang yang telah melakukan perjalanan ke kota itu dari London, dan mengatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan rutin.
"Petugas lantas melakukan kontak dengan pemilik alamat tersebut yang mengonfirmasi bahwa individu yang dimaksud memang hadir dan melakukan isolasi mandiri di bagian rumah itu," kata polisi dalam sebuah pernyataan.
"Sejalan dengan pedoman kepolisian nasional, petugas menjelaskan kepada keluarga itu tentang pedoman isolasi mandiri dan mengulangi anjuran seputar kegiatan melakukan perjalanan penting," pernyataan itu menambahkan.
Perjalanan Cummings dari London ke Durham terjadi hanya seminggu setelah pemerintah Boris Johnson memberlakukan penguncian yang membatasi perjalanan kecuali untuk alasan darurat dan mengharuskan orang yang terinfeksi virus untuk mengisolasi diri selama tujuh hari.
Downing Street mengonfirmasi bahwa Cummings menderita dengan gejala virus itu dan telah melakukan isolasi mandiri, tetapi tidak mengungkapkan apa pun terkait adanya perjalanan itu.
Tuntutan pengunduran diri
Partai oposisi utama yaitu Partai Buruh mengatakan laporan itu menunjukkan bahwa Cummings memandang dirinya berada di atas hukum, sementara Partai Demokrat Liberal mengisyaratkan bahwa insiden itu berarti Cummings harus mengundurkan diri.
Pemimpin Partai Nasional Skotlandia di Westminster, Ian Blackford, juga menyerukan pengunduran diri Cummings. "Setelah adanya berita bahwa Dominic Cummings melakukan perjalanan dari London ke Durham sewaktu penguncian dan perilakunya diselidiki oleh polisi, posisinya benar-benar tidak dapat dipertahankan - ia harus mengundurkan diri atau dipecat," tulis Blackford di Twitter.
Jika ia nantinya benar-benar mengundurkan diri, Cummings bukanlah pejabat publik pertama di Inggris yang harus lengser atau kehilangan pekerjaan karena melanggar aturan penguncian akibat wabah corona.
Awal bulan ini, ahli epidemiologi terkemuka Neil Ferguson keluar dari panel pemerintah tentang virus corona setelah mengakui telah melanggar peraturan lockdownuntuk bertemu kekasihnya.
Sementara itu, kepala petugas medis Skotlandia, Catherine Calderwood, mengundurkan diri pada bulan April setelah melanggar peraturan yang dia buat sendiri dengan mengunjungi rumah peristirahatannya sebanyak dua kali.
ae/yp (AFP, dpa)