Senin 25 May 2020 09:11 WIB

Sektor Seni AS Bisa Rugi Rp 100 T Karena pandemi

Asusmsi kerugian sektor seni di AS diasumsikan kegiatan baru aktif pada Oktober.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Disney menjadwal ulang rilis sejumlah film akibat dampak dari pandemik virus Covid-19 (Foto: ilustrasi Disney)
Foto: Flickr
Disney menjadwal ulang rilis sejumlah film akibat dampak dari pandemik virus Covid-19 (Foto: ilustrasi Disney)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sektor seni dan budaya menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Pembatalan konser, penundaan rilis film, penundaan proses syuting dan lainnya berdampak pada kerugian yang cukup fantastis.

Sebuah laporan baru-baru ini menyebut bahwa 35 ribu organisasi seni di Amerika Serikat (AS) dengan anggaran tahunan lebih dari 50 ribu dolar AS akan kehilangan hampir 6,8 miliar dolar AS atau Rp 100 triliun karena pandemi Covid—19. Setiap organisasi akan mengalami defisit setara dengan 26 persen dari biaya tahunan.

Baca Juga

Hal itu mengacu pada laporan berjudul In It for Long Haul yang dikemukakan oleh spesialis manajemen seni di SMU DataArts dan TRG Arts, Zannie Giraud Voss dan Jill Robinson. Perhitungan dibuat untuk periode dari Maret 2020 hingga Februari 2021, dengan asumsi kegiatan seni dan budaya akan dibuka kembali pada Oktober 2020.

Kerugian bersih 6,8 miliar dolar AS termasuk 5,4 miliar dolar AS dari hilangnya pendapatan yang diperoleh, dengan pengurangan kompensasi karena pemotongan gaji dan cuti menjadi 3,9 miliar dolar AS.

Menunurut Voss, organisasi budaya kecil, termasuk yang berfokus pada budaya lokal sangatlah rentan. Karena sebagian besar bantuan keuangan disalurkan kepada museum besar.

“Kami mendesak organisasi seni kecil untuk mengalihkan fokus mereka ke kebutuhan komunitas, guna membantu memulihkan komunitas yang terpecah pada waktu yang kritis,” demikian kata Voss seperti dilansir dari The Ministry of Counterculture, Ahad (24/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement