REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Keluarga korban Pakistan International Airlines menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam duka, karena telah kehilangan orang-orang yang mereka cintai dalam kecelakaan pesawat Pakistan International Airlines. Inam Ur Rahmaan harus kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan yang telah menewaskan 97 penumpang serta awak tersebut.
Inam awalnya khawatir, kedua orang tuanya dapat tertular virus corona ketika menjalani penerbangan untuk pergi berlibur dari Lahore ke Karachi. Namun, dia harus menerima kenyataan bahwa kedua orang tuanya yakni Fazal Rahmaan (80 tahun) dan Wahida Rahmaan (74 tahun) tidak pernah menemuinya lagi.
"Saya masuk ke mobil saya, mengikuti asap dan ambulans. Ketika saya sampai di lokasi jatuhnya pesawat, saya menyadari jika orang tua saya selamat itu akan menjadi sebuah keajaiban," ujar Inam.
Inam mengatakan, keluarganya masih syok karena tragedi kecelakaan pesawat tersebut. Namun, di sisi lain dia merasa senang karena orang tuanya selalu ingin menghabiskan waktu bersama.
"Tidak ada Idul Fitri di rumah kami. Apa pun yang terjadi, apa pun alasan di balik itu, mereka selalu ingin bersama. Pada akhirnya, mereka bersama," ujar Inam.
Pakistan International Airlines dengan nomor penrbangan PK8303 mengangkut 91 penumpang dan delapan awak. Sebagian besar penumpang merupakan keluarga yang bepergian menjelang libur Idul Fitri. Pesawat tersebut terbang dari Lahore dan dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Jinnah, Karachi pada pukul 14.30 waktu setempat.
Pesawat tersebut jatuh di daerah perumahan Model Colony. Dalam sebuah rekaman televisi, kru penyelamat menyisir puing-puing pesawat yang berserakan di jalan-jalan dengan zona padat penduduk. Sejumlah mobil di area perumahan itu tampak terbakar.
Dua orang dilaporkan selamat dari kecelakaan pesawat tersebut. Sementara, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari lingkungan perumahan padat yang terletak di timur Bandara Internasional Jinnah.
Kepala eksekutif Pakistan International Airlines mengatakan, pesan terakhir dari pilot menyatakan bahwa pesawat mengalami masalah teknis. Juru bicara maskapai penerbangan mengatakan, tim dari Airbus akan ikut berpartisipasi dalam penyelidikan.
Keluarga lain yakni Shahid Ahmed berada di bandara untuk menjemput ibunya, Dishad Begum (75 tahun) yang berada dalam penerbangan Pakistan International Airlines PK8303. Namun, dia mendapatkan kabar bahwa pesawat yang ditumpangi oleh ibunya jatuh di sekitar bandara. Ahmed langsung menuju lokasi kecelakaan untuk mencari jenazah ibunya. Ketika tiba di lokasi kecelakaan, dia melihat banyak orang yang mengambil swafoto.
"Tidak ada seorang pun yang bertangung jawab di lokasi itu, orang-orang sibuk berpose untuk foto-foto," ujar Ahmed.
Setelah gagal menemukan jenazah ibunya, Ahmed bergegas pergi ke rumah sakit terdekat. Dia mengatakan, tidak ada daftar nama orang yang meninggal maupun luka-luka di rumah sakit tersebut.
"Tidak ada daftar orang mati atau terluka di salah satu rumah sakit, semua kacau. Mencari jenazah ibu kami adalah mimpi buruk," kata Ahmed.