REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Banyak negara yang mulai mempertimbangkan langkah-langkah untuk mencabut aturan pembatasan yang ditetapkan selama pandemi Covid-19 melanda. Meski wabah belum berakhir, hal itu perlu dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian yang terkena dampak sangat besar akibat situasi ini.
Di Amerika Serikat (AS), negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar di dunia, pelonggaran telah mulai dilakukan di banyak wilayah negara bagian. Banyak orang di Negeri Paman Sam yang menyambut pembukaan kembali area-area publik seperti taman dan pantai dengan datang secara berama-ramai pada akhir pekan lalu. Mereka seakan memperingati sebuah hari bersejarah.
Di Eropa, banyak negara yang telah membuka area publik seperti taman hingga kolam renang pada Senin (25/4). Orang-orang berbondong-bondong datang, setelah hampir tiga bulan hidup dalam aturan lockdown yang mengharuskan mereka tetap berada di rumah masing-masing kecuali untuk membeli bahan pokok, obat-obatan, atau mencari perawatan medis.
Jepang juga mencabut status darurat nasional yang diberlakukan pada awal April. Namun, negara itu menekankan bahwa masyarakat akan memasuki fase kehidupan normal baru. Pemerintah Jepang terus mendesak kewaspadaan dan memberlakukan aturan-aturan yang bertujuan menghindari kemungkinan gelombang infeksi lebih lanjut terjadi mengingat ancaman Covid-19 masih terus ada.
Di Spanyol aturan pembatasan mulai dilonggarkan di Madrid dan Barcelona. Taman dan area luar kafe diizinkan untuk dibuka kembali setelah lebih dari dua bulan ditutup. Ratusan orang membanjiri Taman Retiro Madrid yang terkenal untuk menikmati jalan-jalan atau berolahraga di bawah sinar matahari.
"Pembukaan kembali Retiro memberi saya perasaan tenang, memberi saya kenyamanan," kata Rosa San Jose, seorang warga yang berprofesi sebagai guru seperti dilansir TRT World, Selasa (26/5).
Di bagian lain Spanyol, pantai-pantai juga mulai dibuka kembali dengan pedoman ketat untuk menjaga jarak sosial (social distancing). Pemerintah negara itu juga mengumumkan akan menghapus aturan karantina untuk kedatangan warga asing mulai 1 Juli, dengan harapan membantu sektor pariwisata yang terpukul.
Di Jerman, Islandia, dan Italia pusat kebugaran dan kolam renang juga telah dibuka kembali. Yunani yang juga memulai pelonggaran pembatasan menyusul penurunan kasus COVID-19 di negara itu kini memungkinkan restoran beroperasi, satu pekan lebih cepat dari jadwal. Namun, hanya area outdoor atau luar ruangan yang boleh dibuka bagi pengunjung.
"Kafe di Yunani memiliki dimensi sosial. Di situlah jantung distrik berdetak," ujar salah seorang warga Yunani, Giorgos Karavatsanis.
Namun, tidak semua berita dari Eropa menggembirakan. Swedia, yang telah mendapatkan perhatian internasional karena tidak menegakkan aturan agar warganya tinggal di rumah, melihat angka kematian akibat Covid-19 mencapai empat ribu. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibading negara-negara tetangganya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa pemerintah akan mengizinkan toko ritel dibuka kembali pada 15 Juni. Namun, saat ini banyak orang telah mulai menyerbu pantai, seperti di Bournemouth yang menggarisbawahi kesulitan menegakkan aturan jarak sosial ditetapkan.
India yang telah memberlakukan lockdown dengan aturan-aturan ketat memulai kembali penerbangan domestik pada Senin (25/4). Pemerintah nampaknya berusaha membuat ekonomi terbesar ketiga di Asia itu bergerak seperti semula.
Tetapi jumlah kasus Covid-19 masih melonjak di India. Meski para ahli memperingatkan agar tidak membuka kembali pembatasan terlalu cepat dan merekomendasikan beberapa bentuk tindakan pembatasan sampai vaksin atau pengobatan dikembangkan, pemerintah merasakan tekanan besar secepatnya mencabut aturan tersebut.