REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Para dokter di rumah sakit ibukota Cile, Santiago kewalahan menangani pasien virus corona. Bangsal perawatan darurat (ICU) membuat keputusan yang sulit karena ruangan mereka telah penuh, sementara pasien terus berdatangan.
Menurut Masyarakat Kedokteran Perawatan Intensif Cile, tingkat hunian di bangsal perawatan darurat di Santiago telah mencapai 97 persen. Jumlah kasus baru virus corona di negara tersebut telah naik empat kali lipat sejak awal Mei menjadi sekitar 4.000 kasus setiap hari, dengan total kasus mencapai 80.000 pada Rabu.
Melonjaknya kasus virus corona membuat para dokter terpaksa melakukan tebang pilih, terhadap pasien yang dapat menerima perawatan secara langsung maupun pasien yang harus menunggu.
"Pada saat ini, kami dihadapkan pada situasi di mana kita harus memilih yang sudah dekat," ujar seorang dokter di rumah sakit umum Sotero del Rio, Juan Carlos Said.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa benua Amerika telah menjadi pusat baru pandemi virus corona. Sebuah studi memperkirakan kematian akibat virus tersebut akan melonjak tajam di Brasil dan Cile hingga Agustus.
Presiden Cile, Sebastian Pinera mengatakan, pemerintah berusaha keras untuk menambah tempat tidur dan peralatan medis. Di sisi lain, Pinera mengakui bahwa sistem kesehatan mereka mulai kewalahan merawat pasien Covid-19 karena jumlahnya yang terus meningkat.
“Sistem perawatan kesehatan kami, dan khususnya (Santiago), sangat dekat untuk mencapai kapasitas maksimumnya,” kata Pinera.
Pada Maret lalu, pemerintah Cile mengambil alih kendali jaringan perawatan kesehatan swasta di negara itu. Pemerintah mengalokasikan tempat tidur dan peralatan sesuai dengan kebutuhan regional, serta meminta bantuan militer untuk memindahkan pasien.
Menteri Kesehatan, Jaime Manalich mengatakan, kondisi sistem kesehatan Cile semakin mengerikan dan penuh tantangan. Dia memastikan jumlah ventilator masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasien.
"Kami belum mencapai perdebatan tentang (siapa yang menerima) tempa tidur terakhir," ujar Manalich.