Jumat 29 May 2020 13:59 WIB

Jepang akan Longgarkan Pembatasan Sosial di Tokyo

Pelonggaran pembatasan sosial di Tokyo menunggu rekomendasi dewan penasihat Jepang.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Sebuah spanduk imbauan agar orang-orang tinggal di rumah untuk menekan penyebaran Covid-19 dan pandemi coronavirus di kawasan pertokoan, Tokyo, Jepang, Senin (11/5).
Foto: EPA-EFE/FRANCK ROBICHON
Sebuah spanduk imbauan agar orang-orang tinggal di rumah untuk menekan penyebaran Covid-19 dan pandemi coronavirus di kawasan pertokoan, Tokyo, Jepang, Senin (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang berencana melonggarkan pembatasan sosial di Tokyo yang menjadi salah satu kota terpapar sebaran virus Covid-19. Sekolah-sekolah hingga pusat kebugaran akan dapat kembali beroperasi.

"Kami bisa melangkah ke tahap selanjutnya dari pembatasan sosial selama Tokyo mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menahan penyebaran virus," kata Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, Jumat (29/5).

Baca Juga

Meski demikian, pelonggaran kebijakan pembatasan tersebut akan lebih dulu menimbang rekomendasi dari dewan penasihat terkait corona. Dia mengatakan, setelah itu baru sekolah, gym, bioskop dan fasilitas umum lainnya diperbolehkan kembali beroperasi dalam proses relaksasi tersebut.

Pemerintah Jepang resmi mencabut status darurat nasional untuk Tokyo pekan ini. Hal tersebut dilakukan menyusul menurunnya jumlah infeksi harian di daerah tersebut.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengumumkan pencabutan status darurat itu melalui siaran di televisi nasional. Semasa darurat nasional pusat bisnis dan sekolah terpaksa ditutup dan masyarakat wajib tetap berada di rumah.

Sebagian besar masyarakat Jepang mematuhi perintah untuk menahan diri tetap di rumah. Jepang mencatat sekitar 17.000 infeksi virus Covid-19. Pemerintah setempat juga mencatat sekitar 900 kasus paparan virus yang muncul pertama kali di Wuhan, China itu berujung pada kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement