REPUBLIKA.CO.ID, KENTUCKY -- Polisi Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS) mengatakan setidaknya tujuh orang ditembak dan satu orang dalam kondisi kritis. Penembakan terjadi dalam unjuk rasa memprotes pembunuhan Breonna Taylor, perempuan kulit hitam yang ditembak di apartemennya pada Maret lalu.
Pada Jumat (29/5), juru bicara Kepolisian Louisville, Lamont Washington mengatakan situasi di pusat kota 'masih cair dan terus berkembang'. Hal itu ia sampaikan melalui keterangan tertulis.
Polisi mengatakan mereka tidak melepaskan tembakan dalam insiden itu. Tapi mereka menangkap sejumlah orang. Sebelumnya melalui media sosial Twitter, mereka mengatakan ada kerumunan besar di pusat kota.
Wali Kota Louisville Greg Fischer mengunggah pernyataan tertulis atas nama ibu Taylor yang meminta unjuk rasa digelar dengan damai. "Sangat dipahami, emosi tinggi," cicit Fischer.
Unjuk rasa dan penembakan di Louisville berbeda dengan demonstrasi di Minneapolis. Unjuk rasa di Negara Bagian Minnesota memprotes pembunuhan laki-laki kulit hitam George Floyd yang dilakukan petugas polisi kulit putih.
Tidak ada yang ditembak dalam unjuk rasa Floyd di Minneapolis. Tapi pengunjuk rasa membakar kantor polisi Minneapolis.
Pada Jumat (29/5), seorang juru bicara kepolisian mengkonfirmasi para staf sudah dievakuasi dari kantor yang terletak di 3rd Precinct. Ia mengatakan evakuasi dilakukan 'demi keamanan personil kami'.
Sebuah siaran langsung menunjukkan pengunjuk rasa masuk ke dalam gedung. Suara alarm kebakaran berbunyi dan alat penyiram otomatis menyala saat api mulai membakar. Pengunjuk rasa membakar jaket Departemen Kepolisian Minneapolis dan bersorak.