REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Uni Eropa menyoroti aksi pembongkaran dan penghancuran rumah warga Palestina yang terus dilakukan Israel di wilayah Tepi Barat. Mereka mendesak Israel menghentikan tindakan tersebut.
Menurut Misi Uni Eropa di Yerusalem dan Ramallah, bangunan-bangunan yang dihancurkan Israel di Tepi Barat termasuk yang didanai oleh Uni Eropa serta negara anggotanya. Hal itu mengakibatkan warga Palestina terlantar dan harus pindah.
“Misi Uni Eropa mencatat dengan keprihatinan bahwa pembongkaran terus berlanjut sejak pecahnya pandemi (Covid-19) pada awal Maret. Penghancuran juga terus berlanjut selama bulan suci Ramadan, yang menyaksikan peningkatan tiga kali lipat dalam jumlah bangunan yang dihancurkan dibandingkan tahun lalu,” kata Misi Uni Eropa di Yerusalem dan Ramlallah dalam sebuah pernyataan pada Kamis (28/5), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.
Uni Eropa kembali menegaskan bahwa permukiman Israel di wilayah pendudukan ilegal menurut hukum internasional. “Dan tindakan yang diambil dalam konteks itu, seperti pemindahan paksa, penggusuran, penghancuran, dan penyitaan rumah, Uni Eropa mendesak Pemerintah Israel menghentikan pembongkaran bangunan Palestina,” katanya.
Uni Eropa selalu vokal menentang kebijakan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki. Belum lama ini, Uni Eropa turut merespons rencana Israel mencaplok sebagian wilayah tersebut. Menurutnya, tindakan itu merupakan pelanggaran hukum internasional.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pihaknya akan menggunakan semua kapasitas diplomatik untuk menghalau upaya pencaplokan Tepi Barat oleh Israel. “Apa yang semua orang sepakati adalah kita harus meningkatkan upaya kita dan menjangkau semua aktor yang relevan di Timur Tengah,” kata dia pada 15 Mei lalu, dikutip laman Aljazirah.
Borrell menegaskan Uni Eropa siap melakukan hal tersebut. “Kami siap melakukan itu dan kami akan melakukan itu di hari-hari berikutnya menggunakan semua kapasitas diplomatik kami untuk mencegah segala bentuk tindakan sepihak,” ujarnya.
Nantinya, Uni Eropa akan mendorong dialog yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Palestina, Israel, dan negara-negara Arab.