Senin 01 Jun 2020 15:00 WIB

Lockdown Dilonggarkan, Jumlah Kasus Covid-19 Bangladesh Naik

Bangladesh mencatat kasus Covid-19 harian tertinggi setelah melonggarkan lockdown

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pekerja medis mengecek kondisi pasien virus corona, ilustrasi.
Foto: AP
Pekerja medis mengecek kondisi pasien virus corona, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh mencatat 40 kematian baru akibat virus corona saat negara itu mencabut lockdown atau karantina nasional setelah lebih dari dua bulan. Jumlah kematian harian itu adalah yang tertinggi dari sebelumnya yakni 28.

Direktur Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan, Nasima Sultana mengatakan, kasus kematian baru akibat virus corona terdiri atas 33 pria dan tujuh wanita. Dia menambahkan, sekitar 1,38 persen dari pasien yang terinfeksi dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga

Selain itu, Bangladesh juga mencatat 2.545 kasus infeksi virus corona harian. Jumlah tersebut merupakan kasus harian tertinggi sejak kasus pertama muncul pada 8 Maret, sehingga meningkatkan jumlah infeksi menjadi 47.153.

Dalam 24 jam terakhir, Bangladesh meningkatkan pengujian yakni 11.876 di 52 laboratorium di seluruh negeri. Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan menyatakan, hingga saat ini sebanyak 308.930 sampel telah diuji.

Hari kerja pertama di Bangladesh telah dimulai sejak negara tersebut melonggarkan lockdown atau karantina nasional. Bangladesh memberlakukan lockdown pada 26 Maret, dan diperpanjang hingga 30 Mei. Pemerintah mencabut lockdown ketika kasus pandemi virus corona mulai meningkat. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa pandemi di negara Asia Selatan tersebut akan semakin memburuk dalam beberapa hari mendatang.

Ketua Yayasan Dokter Bangladesh, Shahed Rafi Pavel mengatakan, keputusan pemerintah melonggarkan lockdown dapat membahayakan negara. Dia memperingatkan, peningkatan jumlah kasus dapat membuat pihak berwenang terpaksa memberlakukan kembali karantina nasional.

Sebelumnya, pemerintah mengizinkan penduduk ibukota untuk pulang ke kampung halaman mereka sebelum libur Idul Fitri. Menurut Pavel, hal ini justru dapat membuat wilayah pedesaan terjangkit infeksi virus corona sehingga membuat sistem perawatan kesehatan kewalahan.

"Rumah sakit sudah dipenuhi dengan pasien virus corona dan jika infeksi yang cepat berlanjut, kami khawatir kami tidak akan menghadapi situasi seperti itu," kata Pavel. 

Berita ini diterbitkan di: https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/bangladesh-reports-record-deaths-as-it-lifts-lockdown/1860274

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement