Selasa 02 Jun 2020 22:40 WIB

Singapura Bergegas Bangun Asrama Pekerja Migran

Sekitar 11 asrama akan siap dalam satu atau dua tahun ke depan.

Pekerja mengunakan telepon genggam di asrama pekerja asing Westlite Woodlands, Singapura, Selasa (28/4). Kasus Virus Corona di Singapura sudah hampir mencapai 15 ribu
Foto: EPA-EFE / WALLACE WOON
Pekerja mengunakan telepon genggam di asrama pekerja asing Westlite Woodlands, Singapura, Selasa (28/4). Kasus Virus Corona di Singapura sudah hampir mencapai 15 ribu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Singapura bergegas membangun perumahan tambahan untuk sekitar 60 ribu pekerja migran pada akhir tahun ini dalam upaya mengurangi kepadatan di asrama setelah wabah massal infeksi virus corona terjadi di sana. Negara berpenduduk 5,7 juta orang itu memiliki lebih dari 35 ribu kasus Covid-19, salah satu jumlah kasus terbesar di Asia.

Sebagian besar kasus Covid-19 di Singapura disebabkan oleh penularan yang terjadi di asrama-asrama yang sempit dengan tempat tidur susun yang menampung lebih dari 300 ribu orang, yang sebagian besar adalah pekerja migran dari Asia Selatan. Singapura akan menciptakan ruang tambahan melalui struktur sementara yang dapat disatukan dengan cepat dalam bentuk modular.

Baca Juga

Ruang tambahan itu juga sementara akan memanfaatkan properti negara yang tidak digunakan, seperti bekas sekolah dan pabrik kosong, menurut kementerian tenaga kerja dan pembangunan nasional Singapura, Senin (1/6). Pemerintah mengatakan, asrama adalah pendekatan praktis untuk menampung para pekerja migran di Singapura, negara yang kekurangan lahan, tetapi pemerintah berupaya meningkatkan beberapa standar akomodasi.

photo
Pekerja berjalan di koridor asrama pekerja asing Cochrane Lodge II, Singapura, Selasa (28/4). Kasus Virus Corona di Singapura sudah hampir mencapai 15 ribu - (EPA-EFE / WALLACE WOON)

Pemerintah Singapura sedang menguji standar baru, termasuk peningkatan ruang untuk tinggal setiap penghuni, mengurangi jumlah tempat tidur di setiap kamar, dan mengurangi jumlah orang yang harus berbagi toilet dan kamar mandi. Dalam jangka panjang, pemerintah berencana membangun asrama permanen baru untuk menampung hingga 100 ribu pekerja.

Pembangunan akan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk penyelesaian. Sekitar 11 asrama akan siap dalam satu atau dua tahun ke depan.

Pemerintah juga mempelajari kemungkinan membangun dan menyewakan asrama-asrama tersebut. Saat ini, operator komersial membangun dan mengoperasikannya.

Sekitar 40 ribu buruh migran, yang sebagian besar telah dipindahkan dari asrama ke akomodasi alternatif, telah dinyatakan sehat untuk lanjut bekerja. Sekitar setengah dari seluruh buruh migran itu telah terinfeksi dan pulih dari penyakit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement