REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Toko obat di Amerika Serikat (AS) turut jadi sasaran para penjarah saat berlangsungnya aksi protes dalam beberapa hari terakhir. Demonstrasi yang berlangsung di sejumlah kota di AS itu dipicu oleh kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di tangan polisi Minneapolis.
Penjarahan toko obat terjadi di sejumlah kota. Dilansir Fox News, Rabu (3/6), penjarah menghancurkan kaca toko obat CVS Pharmacy di kawasan Friendship Heights, Washington DC, pada Ahad malam. Sesaat kemudian, pencuri mengambil sejumlah barang, termasuk obat-obatan yang seharusnya didapatkan dengan resep dokter.
ABC 7 News - WJLA melaporkan, banyak botol obat-obatan yang berserakan di sekitar toko CVS itu. Mulai dari obat penghilang rasa sakit, obat kontrol kehamilan, obat kolesterol, obat penekan sistem saraf pusat, hingga antidepresan. Tampak pula para penjarah tertawa dan berteriak seolah-olah itu semua hannyalah permainan.
Kejadian serupa juga terjadi di New York, sebagaimana dilaporkan The New York Times. Jaringan toko obat SoHO yang jadi sasaran. Banyak toko mereka hancur dan dijarah.
Pemilik apotek di Minneapolis, Elias Usso, pada awal pekan lalu, menyaksikan rekaman kamera CCTV yang menampilkan para penjarah mengeksekusi rak-rak toko Farmasi Seward-nya. Ia juga melihat para penjarah menyalakan api kecil di bagian belakang toko.
Kepada Star Tribune, Usso mengatakan, dirinya sangat khawatir, terutama terhadap pelanggan karena mereka akan tertunda mendapatkan obat resep. "Itu adalah mimpi buruk bagi seorang apoteker," kata Usso.
Kendati terjadi di banyak kota, sebagaimana dilaporkan Patch, pelaku penjarah toko obat di San Francisco berhasil dibekuk polisi. Dua pria ditangkap atas tuduhan pembobolan toko obat CVS dan menjarah 44 paket obat resep.