REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN --- Kementerian Pertahanan Iran menyatakan memerangi penindasan adalah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan negara dari kungkungan eksploitasi Amerika Serikat (AS).
Kemenhan Iran menyatakan ini dalam sebuah pernyataan pada kesempatan ulang tahun ke-31 kematian Pendiri Republik Islam Imam Khomeini, Rabu (3 Juni).
Kementerian Pertahanan Iran menggambarkan Imam Khomeini sebagai orang besar yang berdiri menentang kekuatan-kekuatan intimidasi dan arogan dan tidak pernah merasakan ketakutan.
Dengan mendirikan pemerintahan yang didasarkan pada Islam dan menggulingkan dinasti Pahlavi yang menyeramkan dan rusak, Imam Khomeini menciptakan perkembangan yang signifikan tidak hanya di Iran, tapi juga di kawasan dan dunia.
Belakangan ini, para pejabat AS berusaha menindas rakyat mereka sendiri, dan meskipun ada klaim demokrasi, mereka menekan orang-orang kulit hitam yang tertindas melalui diskriminasi rasial.
Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang Amerika turun ke jalan-jalan untuk memprotes kematian George Floyd ---seorang pria kulit hitam yang tidak bersenjata dan meninggal di tangan polisi yang menginjak tenggorokannya sampai ia tersedak.
Imam Khomeini, yang memimpin Revolusi Islam Iran (1979), meninggal dunia pada 1989 pada usia 87 tahun.
Karakter kharismatik dan pendekatan politiknya menginspirasi banyak pemimpin dan pemberontakan rakyat melawan kekuatan diktator di seluruh dunia.
BACA JUGA: Proxy Rusia vs Turki: Akankah Nasib Libya Seperti Suriah?