REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar menegaskan kembali penolakannya terhadap rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki dan berjanji untuk melanjutkan dukungan kepada rakyat Palestina.
"Kami menolak segala upaya untuk mencaplok tanah Palestina yang diduduki," kata Menteri Luar Negeri Mohamed bin Abdulrahman Al Thani dalam pertemuan virtual Komite Penghubung Ad-Hoc untuk mengoordinasikan bantuan internasional kepada rakyat Palestina, Selasa malam.
Israel rencananya akan mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki di bawah rencana yang disetujui oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutunya Benny Gantz, kepala partai Biru dan Putih.
Rencana itu muncul sebagai bagian dari "Kesepakatan Abad Ini" Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada 28 Januari, yang merujuk Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Rencana tersebut menyerukan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS, Israel akan mencaplok 30-40 persen dari Tepi Barat, termasuk seluruh Yerusalem Timur.
Menteri luar negeri Qatar mengatakan Doha telah memberikan dukungan senilai USD1,2 miliar kepada Palestina selama delapan tahun terakhir.
"Dan kami akan melanjutkan dukungan kami kepada rakyat Palestina," ujar dia.
Mohamed bin Abdulrahman Al Thani menyuarakan keprihatinan atas penurunan kontribusi keuangan kepada Palestina karena merebaknya Covid-19.
"Tantangan ini semakin sulit karena langkah-langkah yang diambil oleh pendudukan Israel," lanjut dia.
Didirikan pada 1993, Komite Penghubung Ad-hoc adalah badan bantuan internasional untuk mengoordinasikan dukungan kepada Palestina.
*Ahmed Asmar berkontribusi pada berita ini dari Ankara