REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Perusahaan media sosial asal Amerika Serikat (AS), Snap Inc, tidak akan mempromosikan akun Presiden Donald Trump di Snapchat. Komentar menghasut yang dikeluarkan oleh Trump pekan lalu membuat akunnya tidak bisa muncul pada seksi pencarian.
"Kami tidak akan memperkuat orang-orang yang menyuarakan kekerasan rasial dan ketidakadilan. Kami tidak akan memberi mereka promosi gratis," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, Kamis (4/6).
Menurut pihak Snap, kekerasan rasial dan ketidakadilan seharusnya tidak diberi ruang di AS. Semua masyarakat harus bersatu dengan damai, adil, dan penuh cinta di Amerika.
Kepala eksekutif Snap Evan Spiegel mengatakan perusahaan berkomitmen tidak akan memberi tempat bagi konten yang bersifat memecah belah. Keputusan untuk menghapus akun Trump dari seksi pencarian dibuat sejak pekan lalu.
Setelah pengumuman tersebut, saham Snap langsung anjlok 2,4 persen. Sebelumnya, Twitter juga dilanda kehebohan pada pekan lalu setelah menandai unggahan Trump sebagai konten kekerasan.