REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Slogan jaga jarak fisik hingga anjuran cuci tangan menjadi sesuatu yang selalu digaungkan selama pendem. Namun di Philadelphia, "Be careful what you flush' (perhatikan apa yang ada siram) menjadi slogan yang cukup banyak ditemui di kota terbesar di Pennsylvania ini.
Sejak pertengahan Maret lalu hingga akhir April lalu, sebagian besar pusat saluran air limbah di Philadelphia mengalami penyumbatan akibat limbah masker wajah, sarung tangan, dan tisu basah.
"Tolong jangan membuang barang-barang ini ke toilet," kata Walikota Philadelphia Jim Kenney seperti dilansir Associated Press, Kamis (4/6).
Meskipun penyumbatan saluran pembuangan bukanlah suatu hal baru, sebagian besar dari lebih dari 15 kota di Amerika Serikat mengungkapkan keluhan serupa. Luapan selokan sanitasi melonjak 33 persen antara Februari dan Maret di Houston karena limbah tisu, handuk kertas, dan kertas toilet, kata juru bicara Departemen Pekerjaan Umum Erin Jones.
Di Murfreesboro, Tennessee, para petugas kebersihan harus membersihkan saluran pusat beberapa kali dalam sepekan, meski sebelumnya mereka hanya perlu melakukannya sebulan sekali. Penyumbatan dan banyaknya barang-barang yang tidak seharusnya ditemui di saluran air, membuat beban biaya pemeliharaan infrastruktur melonjak.
"Dengan menyiram hal-hal yang salah, masyarakat membebani penggunaan pajak infrastruktur yang sudah tergerus," kata Darren Olson, Wakil Ketua American Society of Civil Engineers’ Committee for America’s Infrastructure.
Limbah masker, sarung tangan, dan tisu bukan hanya memenuhi saluran-saluran air Philadelphia, tapi juga mengotori trotoar-trotoar dan tempat parkir. Olson mengatakan, menumpuknya masker dan sarung tangan di jalan, akibat banyaknya orang yang membuang masker dan sarung tangan mereka sembarangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika