Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Facebook tak menindak unggahan Presiden Donald Trump yang memuat ancaman kekerasan terhadap konflik yang sedang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Karena hal itu, Facebook menuai kritikan dan dicap mendukung kekerasan tersirat yang Donald Trump unggah di Instagram dan Facebook.
Mengutip laporan CNN Internasional, Kamis (4/6/2020), unggahan Trump memuat pernyataan, "saat penjarahan dimulai, maka penembakain pun akan dimulai."
Baca Juga: Begini Cara Hapus Postingan Facebook, Catat!
Baca Juga: Duh, 687 Akun Youtube Dijual di Dark Web, Kok Bisa Sih?
Pernyataan itu menggambarkan bahaya yang Kepala Polisi Miami gunakan pada akhir 1960-an, setelah kerusuhan. Penggunaan kalimat itu menuai kecaman, dari individu, sejarawan, hingga anggota partai politik saingan Trump.
Mantan wakil presiden sekaligus calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden mengatakan, "Trump menyerukan kekerasan kepada warga AS saat banyak orang merasakan kesedihan."
Facebook tak berkomentar soal hal itu, sedangkan Twitter memutuskan menandai pernyataan Trump di platform-nya.
Raksasa medsos besutan Mark Zuckerberg itu mengkritik langkah Twitter yang menerapkan kebijakan periksa fakta. Sebaliknya, Facebook justru tak melakukan hal tersebut.