REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Otoritas kesehatan Meksiko melaporkan 1.092 orang meninggal akibat COVID-19 pada Rabu. Angka itu merupakan jumlah tertinggi harian di negara tersebut.
Sementara itu, jumlah total orang yang terpapar virus corona jenis baru tersebut di Meksiko telah melebihi 100 ribu. Meksiko muncul sebagai salah satu pusat utama pandemi.
Angka kematian pada Rabu tercatat lebih dari dua kali lipat dibandingkan catatan sebelumnya. Jumlah harian infeksi juga sejauh ini tercatat yang paling tinggi, yaitu 3.912, walaupun Wakil Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell mengatakan beberapa kasus muncul beberapa hari sebelumnya.
Lopez-Gatell mengaitkan lonjakan tajam kematian itu dengan hasil dari komite kematian baru, yang didedikasikan untuk mengidentifikasi lebih baik kematian-kematian yang terjadi di negara itu akibat virus Corona.
"Selama 20 atau 25 hari terakhir ini, berbagai kasus perlahan-lahan dimasukkan ke pencatatan karena berbagai alasan," katanya. "Komisi teknis telah secara khusus menjalankan metode pelengkap."
Dengan jumlah tambahan pasien meninggal tersebut pada Rabu, angka total kasus yang diketahui menjadi 101.238 dan kematian menjadi 11.729. Otoritas kesehatan sebelumnya mengatakan jumlah yang sebenarnya lebih tinggi.
Meksiko telah berencana membuka kembali kegiatan di negara itu setelah memberlakukan berbagai langkah untuk membendung penyebaran virus Corona. Namun, fakta soal lonjakan kematian dan kasus baru pekan ini mengurangi harapan bagi perubahan besar.
Negara dengan ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin itu saat ini masih berada pada tingkat awal kurva pandemi dibandingkan dengan negara tetangganya, Amerika Serikat.
Pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador selama ini berada di bawah tekanan AS untuk membuka kembali sektor-sektor utama ekonomi guna menggiatkan kembali rantai pasokan, yang menopang bisnis bernilai miliaran dolar.