REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS --Komisioner Urusan Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson mengatakan perbatasan antar negara di blok itu tidak akan sepenuhnya dibuka hingga akhir Juni. Maka artinya larangan masuk dan keluar dari satu negara ke negara lainnya akan dilonggarkan pada bulan Juli.
Usai menggelar pertemuan melalui video bersama menteri-menteri zona internal Uni Eropa dan Kawasan Schengen. Dalam sebuah konferensi pers, Johansson mengatakan sebagian negara Eropa akan mencabut kontrol perbatasan internal mereka pada 15 Juni. Tapi beberapa negara baru siap melakukannya pada akhir bulan.
"Jadi saya kira artinya (semua) kontrol perbatasan internal akan dicabut pada akhir Juni, kami harus mempertimbangkan untuk perlahan-lahan mencabut larangan perjalanan non-esensial (pada) awal Juli," kata Johansson, Jumat (5/6).
Kawasan Schengen merupakan kawasan 26 negara Eropa yang resmi menghapus semua jenis kontrol perbatasan di negara anggota. Karena pada pandemi virus korona aturan tersebut tidak berlaku hingga 15 Juni mendatang.
Johansson mengatakan keputusan untuk menunda membuka beberapa perbatasan ini mengisyaratkan. Sebagian besar pemerintah yakin memperpanjang kebijakan penutupan perbatasan selama dua pekan memang diperlukan.
Kawasan Schengen terdiri dari 22 negara Uni Eropa dan Islandia, Liechtenstein, Norwegia dan Swiss. Anggota Uni Eropa seperti Bulgaria, Kroasia, Siprus, dan Rumania yang tidak termasuk anggota kawasan Schengen juga menerapkan larangan masuk orang yang berasal dari luar kawasan itu.
Melalui media sosial Twitter, Menteri Dalam Negeri Belgia Pieter De Crem mengatakan sebagian besar negara anggota kawasan Schengen sepakat mencabut larangan masuk pada 15 Juni. Hanya Spanyol yang tidak.
Pemerintah negara-negara Uni Eropa dan kawasan Schengen tidak menetapkan warga negara mana yang bukan negara Eropa yang akan diizinkan masuk. Tapi mereka menegaskan wisatawan asing dapat kembali berkunjung ke kawasan Schengen dan tidak akan berhadapan dengan perbatasan internal.