REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Laporan pemerintah Suriah mengatakan serangan udara Israel telah menargetkan laboratorium fasilitas bersenjata di pedesaan Masyaf, Suriah utara pada Kamis (4/6) malam waktu setempat. Akibatnya pertahanan udara negara diaktifkan.
Analis perang Suriah mengidentifikasi target serangan berdasarkan foto dan video. Target serangan adalah Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah Suriah yang juga dikenal sebagai CERS. Tempat ini adalah laboratorium pertahanan yang terkait dengan pembuatan senjata kimia dan rudal canggih yang juga dilaporkan dibom oleh Israel pada Juli 2018.
Melansir Times of Israel, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa setidaknya sembilan orang terbunuh dalam serangan itu. Kemungkinan besar korban tewas akan meningkat. Menurut badan tersebut, empat dari korban tewas adalah warga negara Suriah dan lima lainnya belum diketahui kebangsaannya.
Di media sosial telah beredar rekaman video yang menunjukkan rudal anti-pesawat Suriah ditembakkan ke langit. Kebakaran besar di tanah juga terekam yang nampaknya disebabkan oleh serangan udara. Namun demikian, hingga kini pihak Israael belum mengomentari insiden tersebut.
Israel telah berulang kali memperingatkan bahwa Iran dan kuasanya, terutama kelompok Hizbullah Libanon, sedang mengembangkan rudal yang dipandu dengan presisi. Hal itu dipandang Israel sebagai salah satu ancaman strategis utama yang menghadangnya.
Wilayah umum di sekitar Masyaf yang juga diyakini memiliki keberadaan utama Iran, dilaporkan telah menjadi sasaran Israel berkali-kali di masa lalu. Fasilitas Masyaf terletak hanya beberapa kilometer dari markas anti-pesawat S-300 canggih Suriah dan S-400 yang dioperasikan Rusia. Keduanya tampaknya tidak digunakan untuk mengusir serangan.
Media Libanon melaporkan bahwa beberapa saat sebelum serangan, pesawat Israel terlihat terbang di atas Libanon. Kantor berita SANA mengatakan rudal yang menyerang fasilitas Masyaf berasal dari wilayah udara Libanon.
Serangan Israel yang dilaporkan pada Kamis malam datang beberapa hari setelah serangan udara di Suriah timur yang dikaitkan dengan Israel. Serangan itu telah menewaskan lima pejuang non-Suriah yang didukung oleh Iran.
Serangan itu menargetkan tiga kendaraan militer milik pejuang paramiliter yang didukung Iran di dekat perbatasan Irak, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Kepala observatorium Rami Abdul Rahman mengatakan bahwa Israel kemungkinan yang bertanggung jawab atas serangan.
Israel telah meluncurkan ratusan serangan di Suriah sejak dimulainya perang saudara pada 2011 yang menargetkan pasukan pemerintah, sekutu pasukan Iran, dan milisi dari kelompok Syiah Libanon, Hizbullah.
Israel, sebagai suatu peraturan, tidak mengomentari serangan udara tertentu. Tetapi secara umum mengakui melakukan serangan di dalam Suriah terhadap pasukan Iran dan milisi proksi Iran.