REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Presiden Mesir Abdel Fattah El Sissi mengumumkan inisiatif untuk mengakhiri perang sipil di Libya. Insiatif ini diumumkan setelah pasukan militer Libya mengalami kekalahan besar pada beberapa minggu belakangan.
Inisiatif ini dideklarasikan dalam sebuah upacara yang diselenggarakan di Kairo. Upacara ini dihadiri langsung oleh komandan pasukan Libyan Arab Armed Forces Khalifa Hifter dan juru bicara Tobruk-based House of Representatives Aguila Saleh.
Sissi mengatakan, inisiatif ini bertujuan untuk membuka jalan bagi pemilu yang akan diselengarakan di Libya. Salah satu bentuk inisiatif ini adalah gencatan senjata yang akan dimulai pada Senin depan.
Hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan dari pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli. Pemerintah Libya di Tripoli mendapatkan dukungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sebelumnya, pasukan Libyan Arab Armed Forces yang berbasis di barat Libya telah melakukan beberapa serangan untuk menguasai Tripoli tahun lalu. Akan tetapi, belakangan ini pasukan yang dipimpin Hifter tersebut mengalami kekalahan di Libya bagian barat. Kekalahan ini terjadi setelah Turki meningkatkan dukungan mereka untuk membantu pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli.
Pasukan Hifter mendapatkan dukungan dari Prancis, Rusia, Yordania, Uni Emirat Arab dan beberapa negara kunci Arab. Sedangkan pemerintahan yang berbasis di Tripoli mendapatkan dukungan dari Turki, Italia dan Qatar.
Seperti dilansir AP News, Libya mulai menghadapi kekacauan sejak 2011 lalu ketika perang sipil berhasil menjatuhkan kepemimpinan diktator Moammar Gadhafi. Setelah itu, negara tersebut terbagi menjadi dua bagian yang saling bersaing yaitu bagian barat dan bagian timur.