REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seniman grafiti asal Inggris, Banksy menyatakan dukungannya untuk gerakan Black Lives Matter atau nyawa kulit hitam berharga dan mengekspresikan kritikan soal isu rasisme melalui karyanya. Kritikan itu disampaikan melalui akun Instagramnya dengan menyinggung kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd oleh petugas kepolisian di Minneapolis pada 25 Mei lalu.
Dalam akun instagramnya, Banksy mengatakan bahwa kematian Floyd adalah persoalan rasisme kulit putih. Banksy mengunggah hasil karyanya di Instagram. Gambar tersebut menunjukkan bendera Amerika Serikat (AS) yang dibakar oleh sebuah lilin, dan gambar orang tanpa raut wajah berwarna hitam dalam bingkai foto.
"Orang kulit berwarna digagalkan oleh sistem. Sistem kulit putih. Seperti pipa bocor yang membanjiri penghuninya di lantai bawah. Sistem yang salah membuat hidup mereka sengsara, tetapi bukan tugas mereka untuk memperbaikinya. Mereka tidak bisa, tidak ada yang akan membiarkan mereka berada di apartemen lantai atas. Ini masalah kulit putih. Dan jika orang kulit putih tidak memperbaikinya, seseorang harus datang dan menendang pintunya," ujar Banksy, dilansir The Guardian.
Identitas Banksy telah lama menjadi rahasia yang dijaga ketat. Dia adalah salah satu seniman paling produktif di abad ke-21. Dia mendapatkan perhatian untuk karya-karyanya yang bermuatan politik. Banksy telah menjadi 100 tokoh paling berpengaruh versi majalah Times pada 2010.
Kematian Floyd telah menuai protes anti-rasisme di AS dan sejumlah negara lain. Floyd meninggal dunia setelah seorang petugas polisi kulit putih menekan lehernya dengan lutut.
Sebanyak 4.000 orang diperkirakan akan menggelar aksi demonstrasi di Bristol, yang merupakan kampung halaman Banksy. Mereka akan melakukan long march ke Castle Park pada Ahad (7/6).