WASHINGTON--Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan Garda Nasional untuk mulai menarik diri dari Washington DC. Kebijakan keamanan di AS telah dicabut karena kerusuhan atas kematian warga Afrika-Amerika, george Floyd telah mereda.
Hal itu sekaligus mengakhiri kebijakan jam malam di New York yang dilakukan hampir selama satu minggu. Kerusuhan sebagian besar telah digantikan menjadi protes damai di seluruh dunia terhadap rasisme dan kebrutalan polisi terhadap Afrika-Amerika. Dilansir di BBC disebutkan, protes Black Lives Matter berlanjut pada hari Ahad (7/6) di negara-negara Eropa.
George Floyd meninggal di tangan polisi di Minneapolis pada 25 Mei. Video menunjukkan pelaku adalah seorang polisi kulit putih yang berlutut menekan leher Floyd selama hampir sembilan menit hingga Floyd kesulitan bernafas dan tewas.
Pelaku adalah petugas kepolisian Minneapolis bernama Derek Chauvin yang telah dipecat dan didakwa dengan pembunuhan. Tiga petugas lainnya yang berada di tempat kejadian juga telah dipecat dan didakwa membantu dan bersekongkol.
Trump mencuit bahwa Garda Nasional dapat mulai menarik diri dari ibukota karena semuanya telah di bawah kendali. "Mereka akan pulang, tetapi dapat dengan cepat kembali, jika perlu. Jauh lebih sedikit pengunjuk rasa yang muncul semalam daripada yang diantisipasi," kata Trump.
Garda Nasional adalah pasukan cadangan militer yang dapat dipanggil presiden AS atau gubernur negara bagian untuk campur tangan dalam keadaan darurat domestik.
Washington telah menyaksikan protes kemarahan di luar Gedung Putih, terutama Senin lalu ketika para demonstran diizinkan Trump untuk berjalan ke gereja terdekat. Protes besar-besaran hari Sabtu (6/6) di ibukota berlangsung damai. Walikota New York, Bill de Blasio dalam keterangannya di twitter menyebutkan, "kami mencabut jam malam, efektif segera. Kemarin dan semalam kami melihat yang terbaik dari kota kami." Akhir jam malam datang sehari sebelum New York memasuki fase pertama rencananya untuk dibuka kembali, setelah lebih dari dua bulan lockdown karena wabah Covid-19.