Senin 08 Jun 2020 07:29 WIB

Paus Fransiskus Imbau tak Lengah Usai Lalui Puncak Covid-19

Paus Fransiskus mengajak tidak merayakan kemenangan Covid-19 terlalu awal.

Paus Fransiskus mengajak umat tetap berhati-hati meski Italia disebut sudah melalui puncak Covid-19.
Foto: EPA-EFE/ANDREAS SOLARO/POOL
Paus Fransiskus mengajak umat tetap berhati-hati meski Italia disebut sudah melalui puncak Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus mengimbau masyarakat Italia untuk tidak lengah terhadap ancaman virus corona. Meski angka kasus infeksi di wilayah itu mulai menurun, namun Paus Fransiskus meminta masyarakat tetap mematuhi anjuran kesehatan dari pemerintah.

Dalam pidato Ahad (7/6) waktu setempat, di hadapan ratusan orang di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatikan, Paus Fransiskus mendapat sambutan tepuk tangan. Ia menyebut bahwa kehadiran umat di sana, walaupun lebih sedikit daripada biasanya, adalah pertanda Italia telah melalui tahap kritis pandemi Covid-19.

Baca Juga

“Berhati-hatilah. Jangan merayakan kemenangan terlalu awal,” kata dia memperingatkan, di luar teks pidato yang telah disiapkan.

Hingga hari ini, hampir 34.000 orang meninggal dunia di Italia akibat terjangkit Covid-19. Angka itu tercatat sebagai tertinggi keempat di seluruh dunia, di bawah AS, Inggris, dan Brazil.

Namun, angka kematian harian telah turun dari hampir 1.000 pada beberapa bulan lalu menjadi 72 pada Sabtu (6/6). Dengan kondisi itu, Italia telah memasuki tahap terakhir pelonggaran pembatasan sosial sejak 3 Juni, masyarakat sudah boleh berpergian antarwilayah lagi.

Sebagian masyarakat, terutama kaum muda Italia, meremehkan aturan pembatasan sosial dan penggunaan masker di tempat umum. Sementara pemerintah memperingatkan kemungkinan terjadinya gelombang kedua wabah.

“Kita masih harus mengikuti aturan. Puji Tuhan, kita telah melewati bagian terburuk, tetapi tetaplah patuh pada imbauan yang ditetapkan pemerintah,” ujar Fransiskus.

Paus menambahkan, masyarakat Italia tidak boleh sampai lupa bahwa virus corona masih merenggut banyak nyawa di belahan dunia yang lain. “Mengerikan,” kata Fransiskus, setelah mengatakan dirinya mendengar berita bahwa di suatu negara ada seorang yang meninggal dunia setiap satu menit akibat wabah ini—tanpa menyebutkan nama negara yang dimaksud.

Sebelumnya Reuters memberitakan, Presiden Brazil Jair Bolsonaro dikecam kaum oposisi dan aktivis di negerinya. Alasannya jumlah korban kematian akibat virus corona mencapai lebih dari 36.499 melewati negeri mana pun kecuali Amerika Serikat, yang mencapai 112.469. Di Brazil, setiap orang meninggal dalam setiap menit, seperti yang dihitung Reuters.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement