REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Arab Saudi dan negara-negara lain di Dewan Kerja sama Teluk (GCC) terbuka untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Qatar. Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdullah al-Mouallimi mengatakan, pemulihan hubungan diplomatik tersebut dapat terwujud jika Doha sepakat untuk memenuhi permintaan negara-negara Kuartet Arab.
"Jika Qatar memenuhi permintan mereka, maka dengan tangan terbuka Kuartet Arab akan merangkut Qatar kembali ke tempat mereka bersama Dewan Kerja sama Teluk (GCC)," ujar al-Mouallimi seperti dilansir Alarabiya.
Pada 2017, negara Kuartet Arab yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka menuding Doha membangun hubungan dengan rezim Iran, mendukung organisasi garis keras termasuk Ikhwanul Muslimin, dan mencampur urusan dalam negeri negara-negara GCC lainnya.
Meskipun telah diboikot, Doha menolak untuk menghentikan kegiatannya dan hubungan diplomatik tersebut masih belum pulih. Al-Mouallimi mengatakan, perselisihan tersebut bisa berlanjut selama bertahun-tahun jika Doha tidak melakukan perubahan.
"Arab Saudi dan negara lainnya sering menyatakan pendapat bahwa selalu ada ruang untuk Qatar jika mereka mengimplementasi permintaan kami," ujar al-Mouallimi.
Kegagalan Qatar untuk menindaklanjuti permintaan Kuartet Arab didasarkan ikatan kuat Doha dengan aliasi eksternal, ketimbang negara-negara di dalam GCC. Qatar telah berusaha membangun hubungan dengan Iran dan Turki, meskipun kedua negara itu menghadapi kritik atas intervensi kebijakan luar negeri mereka di seluruh kawasan.