REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pemerintah Ethiopia mengoptimalkan maskapai penerbangan nasionalnya untuk meningkatkan ekspor dalam rangka pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19. Negeri tanduk Afrika itu mengandalkan jaringan Ethiopian Airlines.
Maskapai menghubungkan Afrika ke Timur Tengah, Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Dikutip dari laman BNN Bloomberg, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menargetkan peningkatan ekspor 13 persen atau sebesar 2,4 miliar dolar AS dalam waktu 10 bulan.
Pengiriman kopi telah meningkat 16 persen menjadi 667 juta dolar AS dan kargo bunga potong melonjak 84 persen menjadi 440 juta dolar AS. "Berkat maskapai penerbangan kami, kami telah melihat pelanggan baru yang memiliki kepercayaan pada logistik kami," kata Abiy.
Ethiopian Airlines menggandakan kapasitas kargonya dengan mengubah 22 pesawat penumpang menjadi pengangkut barang, menambah armada 10 Boeing Co 777 dan dua kargo 737 yang sudah ada. Maskapai termasuk paling siap di antara perusahaan penerbangan Afrika lainnya.
CEO Ethiopian Airlines Tewolde GebreMariam mengatakan pada Mei silam bahwa maskapai kemungkinan mengalami kerugian satu miliar dolar AS untuk penjualan tiket dalam 12 bulan hingga Juni. Namun, maskapai belum membutuhkan bantuan pendanaan langsung dari negara.
PM Abiy mengatakan, pandemi corona justru menciptakan peluang besar bagi pertumbuhan ekspor negaranya. Pemerintah mengambil keputusan untuk memaksimalkan momen tersebut. Bagaimanapun, optimalisasi pengiriman kargo membantu mengurangi dampak ekonomi yang ada.
Pemerintah mencatat ekspansi enam persen hingga penghitungan tahunan yang berakhir pada Juli. Selain itu, Ethiopia juga telah meningkatkan investasi di sektor kesehatan. Caranya, dengan mendirikan 31 laboratorium dalam waktu tiga bulan.
Dalam sehari, laboratorium bisa menguji 8.000 sampel tes corona dan kapasitasnya diusahakan berlipat ganda dalam satu bulan ke depan. Kabinet juga kemungkinan akan menyetujui anggaran 2020/2021 pekan depan, dengan rencana peningkatan pengeluaran sebesar 23 persen.