Rabu 10 Jun 2020 12:32 WIB

Beredar Video Polisi AS Pukuli Pria Kulit Hitam

Pria kulit hitam itu dilaporkan meninggal saat masa penahanan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, NEW ORLEANS -- Sebuah rekaman video yang memuat kekerasan polisi terhadap pria kulit hitam kembali terungkap. Video itu menunjukkan, petugas polisi di Louisiana berulang kali memukul dan meninju seorang pria kulit hitam yang mereka tangkap tak lama sebelum pria itu meninggal dalam tahanan polisi.

Video menunjukkan pertengkaran yang terjadi pada 5 April antara pria kulit hitam bernama Tommie Dale McGlothen (44 tahun) dan empat petugas polisi di Kota Shreveport, Louisiana utara. McGlothen kemudian meninggal dunia pada 6 April.

Dalam video berdurasi empat setengah menit yang diambi oleh stasiun radio dari ponsel, seseorang mengakui menyaksikan pertengkaran itu, petugas polisi terlihat bergulat dengan seorang pria kulit hitam di aspal jalan. Setidaknya satu petugas meninju berulang kali. Sementara petugas lainnya memukulnya dengan tongkat.

Pria itu terlihat melawan menendang petugas polisi. Pada satu titik polisi membuat pria itu berdiri dengan tangan diborgol di belakangnya. Pria itu lantas dibekukkan ke tanah oleh petugas. Setelah membangunkannya lagi, mereka kemudian membawanya ke kendaraan polisi, mendorongnya ke sana, dan kepalanya menyentuh kap mesin.

Kronologi

Menurut dokter Todd Thoma, Koroner Paroki Caddo, polisi tiba di rumah Shreveport pada 5 April setelah McGlothen memblokir jalan masuk dan mengikuti pemilik rumah ke kediamannya. Polisi melaporkan, McGlothen bergumam tidak jelas dan menunjukkan tanda-tanda paranoia dan gangguan emosional.

"Petugas polisi menggunakan senjata setrum kejut, gada, dan tongkat polisi untuk mengendalikan McGlothen yang gelisah dan agresif dan telah bertarung dengan pemilik rumah," ujar petugas koroner dalam sebuah pernyataan.

Menurut petugas koroner, McGlothen meninggal karena delirium yang tinggi, meski kematiannya mungkin dapat dicegah dan bahwa sudah jelas bahwa ia membutuhkan perawatan medis. Petugas pemeriksa mayat mengatakan McGlothen ditinggalkan di belakang kendaraan polisi selama 48 menit sebelum diketahui bahwa dia tidak responsif dan tidak bernapas.

"Dia sebagian besar tidak diawasi selama seluruh periode ini. Setelah konfrontasi yang hebat dengan perilaku psikotik," kata petugas koroner.

Thoma mengatakan, meskipun otopsi menunjukkan bahwa McGlothen menderita beberapa luka tumpul akibat konfrontasinya dengan polisi dan warga pada hari sebelumnya dan malam itu, tidak ada cedera yang mengancam jiwa atau dapat dianggap serius. "McGlothen memiliki penyakit jantung yang mendasarinya dan jelas menderita delirium yang tinggi. Kombinasi dari faktor-faktor ini menyebabkan kematiannya," kata dia.

Kepala polisi kota Ben Raymond mengatakan, empat petugas yang terlibat telah cuti sambil menunggu hasil penyelidikan. "Ini adalah masalah yang sangat memprihatinkan bagi saya," katanya.

Raymond mengatakan polisi telah melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut dan telah mengirim hasilnya ke kantor kejaksaan distrik. Mereka juga mengatakan polisi negara bagian sedang meninjau kasus itu.

Namun demikian, pengacara Distrik Paroki Caddo tampaknya mempertanyakan kualitas penyelidikan polisi dalam siaran pers 2 Juni. Di dalamnya, James E. Stewart Sr. menyerukan bantuan publik dalam menyelidiki dua warga yang diduga tewas saat berada dalam tahanan polisi di antarnya McGlothen serta Wavey Austin yang meninggal pada 19 April. "Keduanya diduga meninggal saat dalam tahanan dan /atau kontrol Kepolisian Shreveport," kata jaksa distrik.

Video baru McGlothen ini muncul pada saat kehebohan nasional bahkan dunia atas perlakuan polisi terhadap orang kulit hitam. Ribuan pelayat berkumpul di Houston untuk memberikan penghormatan terkahir bagi George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah perselisihan dengan polisi Minneapolis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement