REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menyatakan tidak gentar menghadapi segala ancaman dan sanksi oleh Amerika Serikat (AS). Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan berkat solidaritas, bangsa Iran berhasil mematahkan AS, yang mendorong AS makin tak jelas dalam berhadapan dengan Iran.
Apalagi, AS saat ini tampak bingung menghadapi pandemi virus corona. Pada rapat kabinet Rabu, Rouhani mengatakan AS sejauh ini telah menjadi negara terburuk dalam hal memerangi virus corona.
Sepanjang sejarah, kata Hassan Rouhani, baru kali ini pemerintahan AS tidak memiliki kredibilitas dan tidak dapat diandalkan. Bahkan, kata Rouhani, AS melanggar semua hukum dan norma internasional.
Hassan Rouhani menegaskan AS memiliki catatan panjang yang melanggar hukum internasional di berbagai negara termasuk terhadap rakyat Palestina yang tertindas.
Kelalaian mengatasi pandemi virus corona oleh pemerintah AS menyebabkan kematian besar dan menyebabkan kemarahan publik. Rouhani menyindir AS yang saat ini begitu kuat muncul sikap supremasi polisi dalam hubungannya dengan orang kulit hitam, yang didukung oleh Presiden Donald Trump Gedung Putih.
Pemerintah AS, kata Presiden Iran, masih merencanakan konspirasi, dan mereka marah dengan mengangkat embargo senjata ke Iran. AS juga melobi rancangan resolusi untuk disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB.
Rouhani mendesak empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk menentang konspirasi AS. "Kami berharap Rusia dan Cina akan menghadapi konspirasi AS demi kepentingan di bawah kesepakatan nuklir yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA)," kata Hassan Rouhani.
Dia memperingatkan orang Amerika untuk menyadari fakta bahwa Iran akan meningkatkan kemampuan pertahanannya tidak peduli apa yang ingin mereka lakukan.
Meskipun sanksi yang paling sulit, Iran telah merancang sistem pertahanan udara terbaik dan menjatuhkan drone AS, kata presiden.