REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Kota terpadat di Brasil, Sao Paulo telah mengizinkan pertokoan untuk kembali beroperasi dan bersiap membuka sejumlah pusat perbelanjaan. Pelonggaran pembatasan sosial ini dilakukan ketika jumlah kasus virus Corona di kota tersebut masih tinggi.
Sao Paulo yang menjadi episentrum pandemi virus Corona mencatat 340 kematian baru dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian total kematian menjadi 9.862 atau sekitar seperempat dari jumlah kematian secara nasional.
Peningkatan kematian akibat virus Corona tidak membuat warga Sao Paulo merasa cemas. Merka berbondong-bondong pergi ke distrik perbelanjaan, 25 de Marco di kota tersebut. Sebanyak separuh pertokoan di distrik itu telah beroperasi kembali setelah ditutup sejak Maret lalu.
Para pembeli tampak memadati jalanan di distrik 25 de Marco. Pertokoan di distrik tersebut menerapkan kebijakan wajib mengenakan masker dan menyediakan hand sanitizer. Beberapa toko memeriksa suhu tubuh pelanggan di pintu masuk.
"Saya merasa takut, karena virusnya masih ada, tetapi pada saat yang sama kita harus pergi bekerja dan membeli barang untuk dijual, dan tetap mengenakan masker," ujar seorang pramuniaga, Vanessa Pereira.
Sementara itu, Wali Kota Rio de Janeiro berencana membuka seluruh mal pada Kamis (11/6). Pembukaan ini sebagai bagian dari pelonggaran pembatasan sosial. Keputusan untuk membuka kembali mal dan pertokoan telah didukung oleh Presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Presiden menepis peringatan oleh para ahli kesehatan masyarakat yang menyatakan bahwa pandemi virus Corona masih melonjak.
Brasil mengkonfirmasi 772.416 kasus infeksi virus Corona dengan 39.680 kematian. Brasil mencatatkan kematian tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris.