Pemerintah Australia mulai membahas upaya membuka kembali perbatasan antarnegara bagian yang selama ini ditutup akibat pandemi COVID-19. Pelonggaran lainnya ditentukan dalam rapat Kabinet Nasional hari Jumat (12/06).
Untuk menangani penyebaran virus corona, Pemerintahan PM Scott Morrison telah membentuk Kabinet Nasional yang mencakup para kepala negara bagian atau premier. Rapat hari ini merupakan yang kedua kalinya untuk mengambil keputusan terkait COVID-19.
Sejak pertemuan pertama Kabinet Nasional beberapa pekan lalu, banyak perkembangan baru yang terjadi. Termasuk pelonggaran pembatasan sosial di masing-masig negara bagian, dan aksi demontrasi Black Lives Matter besar-besaran di sejumlah kota.
Agenda utama rapat kali ini yakni melaporkan perkembangan langkah-langkah yang telah diambil oleh tiap negara bagian dan bagaimana posisi mereka dalam tiga tahap pelonggaran.
Isu penutupan perbatasan yang berlaku saat ini mulai disoroti oleh para politisi, bahkan termasuk dari Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters.
Ia menilai, penutupan perbatasan Australia telah menghalangi terciptanya perjalanan trans-Tasman antara kedua negara.
Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, Simon Birmingham sependapat dengan Menlu Selandia Baru.
PM Scott Morrison sendiri menjelaskan pihaknya ingin agar masyarakat bisa memiliki tanggal yang pasti kapan perbatasan bisa dibuka kembali.
"Kita perlu membuka perbatasan domestik, yang berlaku di Australia Selatan, Tasmania, Queensland dan Australia Barat," katanya dalam salah satu program ABC.
"Saya berharap secepatnya negara-negara bagian bisa menetapkan tanggalnya pada bulan Juli, ketika perjalanan antarnegara bagian dibuka kembali," tambahnya.
Tampaknya harapan PM Morrison sulit terwujud, mengingat banyak kepala negara bagian yang telah menegaskan hanya akan melakukannya setelah mendapat masukan dari pakar kesehatan.
PM Morrison dan pejabat tertinggi di bidang kesehatan menyatakan pihaknya tidak pernah menyarankan adanya penutupan perbatasan antarnegara bagian.
Namun Kabinet Nasional telah sepakat untuk menyerahkan keputusan akhir pada masing-masing negara bagian.
Kondisi berbeda di tiap negara bagian
Saat ini, negara bagian yang tidak berlakukan penutupan perbatasan yaitu ibukota Canberra (ACT), New South Wales, dan Victoria.
Sementara Australia Selatan telah mengumumkan akan membuka perbatasannya pada 20 Juli.
Grant Stevens dari kepolisian setempat menyatakan setiap negara bagian akan berbeda waktunya untuk membuka perbatasan masing-masing, bergantung pada penanganan virus corona.
Kepala negara bagian Northern Territory, atau Kawasan Australia Utara, Michael Gunner mengatakan akan mengevaluasi perbatasannya setiap pekannya berdasarkan tingkat penyebaran virus corona di negara bagian tetangganya.
Sementara di Australia Barat, kepala negara bagian Mark McGowan secara terpisah mengatakan perbatasan negara bagiannya akan dibuka kembali hanya jika situasi sudah aman.
"Saya ingin sampaikan kepada semua pihak di seluruh negara bagian Australia, dan kepada negara-negara lain, kami hanya megambil keputusan berdasarkan pertimbangan kesehatan," tegasnya.
Di Tasmania, Premier Peter Gutwein mengisyaratkan akan mengambil keputusan tentang perjalanan domestik pada bulan depan.
Namun Pemerintah Tasmania, katanya, akan ikut membahas rencana pembukaan jalur trans-Tasmania bersama pemerintah federal dan Selandia Baru.
Untuk negara bagian Queensland, Premier Annastacia Palaszczuk telah mengumumkan akan meninjau kembali penutupan perbatasannya pada akhir Juni.
Selain membahas pembukaan perbatasan, Kabinet Nasional Australia juga akan mengevaluasi aturan-aturan mengenai kerumunan warga dalam ruangan, operasional maskapai penerbangan, serta percepatan proyek-proyek infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia