Jumat 12 Jun 2020 23:03 WIB

Black Lives Matter Dorong Patung Kolonial Diturunkan

Black Lives Matter Dorong Patung Kolonial Diturunkan

Red:

Serangkaian unjuk rasa terkait 'Black Lives Matter' yang digelar di sejumlah kota-kota besar di Australia selama akhir pekan lalu telah mendorong agar patung yang dianggap menyakitkan warga Aborigin diturunkan.

Di jejaring sosial beredar luar seruan untuk menurunkan patung-patung yang dianggap sebagai penjajah, penjelajah, dan tokoh-tokoh dari era kolonial.

Diantaranya adalah patung Lachlan Macquarie dan Kapten James Cook di Sydney, New South Wales.

 

Begitu juga dengan patung mantan perdana menteri Australia, Charles Cameron Kingston yang berada di Victoria Square di Adelaide, ibukota negara bagian Australia Selatan, tempat warga berunjuk rasa Sabtu lalu (6/06).

Sosok Charles telah dianggap salah satu tokoh yang terlibat dalam kebijakan "White Australia", saat hanya orang kulit putih yang bisa bermigrasi ke Australia.

Perempuan Aborigin dari suku Adnyamathanha dan Ngarrindjeri, Jacinta Koolmatrie mengunggah foto Charles di akun jejaring sosialnya.

"Adakah yang juga merasa patung-patung di kota mereka sebagai target setelah melihat banyak patung yang diturunkan? Saya punya," ujarnya yang berprofesi sebagai arkeolog di akun Twitter-nya.

"Charles Cameron Kingston kemungkinan akan menjadi salah satu dari mereka di Adelaide. Dia dianggap pencetus White Australia Policy."

Dorongan untuk menurunkan patung muncul setelah pengunjuk rasa 'Black Lives Matter' di Inggris menurunkan secara paksa patung penjual budak di abad ke-17, Edward Colston, ke perairan Bristol Harbor di akhir pekan yang sama.

Patung dari penjual budak Robert Milligan juga diturunkan di London, Selasa kemarin (9/06).

Patung tokoh-tokoh di era kolonial juga telah diturunkan di beberapa kota di Amerika Serikat, termasuk di Richmond, Virginia, dan Louisville, Kentucky.

Aktris yang pernah meraih penghargaan asal Australia Selatan, Natasha Wanganeen, adalah warga Australia yang menyerukan penurunan patung Charles Cameron Kingston di Adelaide.

 

Perempuan berdarah Kaurna, Narungga, Ngarrindjeri, dan Noongar mengatakan patung ini adalah "pemicu" negatif bagi banyak warga Aborigin, sebagai penduduk asli benua Australia.

"Saya akan mendukung patung itu diturunkan dan diganti dengan seseorang yang dihormati oleh orang kulit putih dan hitam di sini," katanya.

"Melihat patung itu setiap hari sebagai seorang perempuan Aborigin, berjalan keluar dari rumah saya, berdampak pada kesehatan mental saya.

 

Pendapat soal patung-patung Kapten Cook

Pada 1770, Letnan, yang kemudian menjadi Kapten James Cook berlabuh di sebuah teluk yang saat itu bernama 'Teluk Stingray', sebelum diubahnya namanya menjadi 'Botany Bay'.

Patung-patung Kapten Cook di Melbourne dan Hyde Park di Sydney sebelumnya telah dirusak.

Terakhir ada tulisan "Ubah Tanggal" dan "Tidak bangga dengan genosida".

Natasha dari Adelaide mengatakan jika Kapten Cook ingin diabadikan dalam batu, maka Australia harus menceritakan siapa dia sebenarnya.

Ia mengatakan jika orang memperhatikan sejarah Australia, mereka pastinya tidak ingin mengenang Kapten Cook.

"Jangan taruh Kapten Cook di sana dan membuat seolah ia dewa bagi semua orang, seorang penyelamat, karena dia sama sekali bukan," katanya.

"Mengapa orang ingin mengenan seseorang seperti itu? Itu menjijikkan."

 

 

Patung Perdana Menteri Pertama Australia

Ribuan warga di Australia juga telah menandatangani petisi yang menuntut penurunan patung perdana menteri pertama Australia, Sir Edmund Barton, dari situs pemakaman tradisional di New South Wales.

Perempuan asal Port Macquarie, Arlene Mehan, yang juga dari suku Birpai di kawasan Mid Coast Utara, memimpin kampanye tersebut.

Ia menuntut pemerintah setempat memindahkan patung dari taman Green Town di tepi Sungai Hastings.

Petisi yang sudah beredar selama lebih dari sepekan ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 2.100 tanda tangan, dengan waktu yang bersamaan dengan serangkaian aksi unjuk rasa 'Black Lives Matter'.

 

Arlene mengaku jika patung mantan PM Barton selalu menjadi masalah bagi dirinya dan keluarganya.

Patung perdana menteri pertama Australia itu jarak lokasinya dekat sebuah monumen kecil di situs pemakaman Aborigin.

"Kita tentu tidak akan pernah menaruh patung Hitler di kawasan Yahudi" katanya.

"Itu adalah situs pemakaman dan Anda menempatkan sosok kulit putih di situs pemakaman Aborigin - itu tidak tepat."

Simak berita-berita lainnya dari Australia hanya di ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement