REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Mulai 15 Juni, pemerintah Thailand akan mencabut aturan jam malam dan melonggarkan lebih banyak pembatasan wilayah. Keputusan ini disampaikan oleh juru bicara satuan tugas virus Covid-19 pada Jumat (12/6), seiring tidak adanya laporan kasus transmisi virus lokal selama 18 hari.
Thailand juga berencana membuka kembali perbatasan untuk turis asing. Meski untuk rencana ini, pemerintah belum menentukan tanggal target yang jelas.
"Jam malam akan dicabut secara efektif pada 15 Juni seiring dengan pelonggaran beberapa kegiatan. Tapi aturan jarak sosial yang ketat masih perlu diperhatikan dalam semua kegiatan publik," kata juru bicara Pusat Administrasi Situasi Covid-19 Thailand, Taweesin Wisanuyothin dilansir dari Channel News Asia, Jumat (12/6).
Aktivitas seperti konser musik, produksi film, taman bermain, taman hiburan, kompetisi olahraga tanpa penonton hingga sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 120, bisa kembali melanjutkan aktivitas. Sementara untuk klub malam, tempat karaoke akan tetap ditutup.
Perjalanan juga akan dibuka kembali bagi turis dari negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, beberapa negara Timur Tengah, Laos, Myanmar dan Kamboja. "Kelompok sasaran adalah pelancong bisnis dan juga mereka yang membutuhkan layanan dan perawatan medis di Thailand," kata Taweesin.
Pelonggarkan pembatasan wilayah ini dilakukan dalam upaya menghidupkan kembali roda perekonomian yang terpukul setelah terdampak pandemi Covid-19. Per Jumat, tercatat ada empat kasus baru dan tidak ada kematian baru, sehingga jumlah total kasus positif yang dikonfirmasi menjadi 3.129.
Keempat kasus baru adalah warga negara Thailand yang kembali dari India yang dikarantina, kata Taweesin. Sementara itu ada 2.987 pasien yang telah pulih.