Sabtu 13 Jun 2020 02:46 WIB

Patung di Selandia Baru Ikut Jadi Korban Perobohan

Sejumlah patung di dunia dirobohkan terkait aksi protes George Floyd.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Pada Jumat (12/6) sebuah mobil derek mengangkut patung perunggu Hamilton dari alun-alun kota setelah muncul tuntutan dari Maori (penduduk asli Selandia Baru) setempat dan ancaman dari pengunjuk rasa anti-rasisme untuk menumbangkannya.
Foto: AP
Pada Jumat (12/6) sebuah mobil derek mengangkut patung perunggu Hamilton dari alun-alun kota setelah muncul tuntutan dari Maori (penduduk asli Selandia Baru) setempat dan ancaman dari pengunjuk rasa anti-rasisme untuk menumbangkannya.

REPUBLIKA.CO.ID,HAMILTON -- Dewan Kota Hamilton, Selandia Baru, menurunkan patung Kapten John Fane Charles Hamilton. Penurunan patung koloni yang kontrovesial itu merupakan imbas dari gelombang protes George Floyd.

Pada Jumat (12/6) sebuah mobil derek mengangkut patung perunggu Hamilton dari alun-alun kota setelah muncul tuntutan dari Maori (penduduk asli Selandia Baru) setempat dan ancaman dari pengunjuk rasa anti-rasisme untuk menumbangkannya.

Baca Juga

Sekelompok kecil penonton bersorak menyaksikan perobohan patung tersebut. Dewan Kota Hamilton mengakui penurunan patung itu adalah bagian dari upaya untuk menghilangkan peringatan yang dianggap mewakili ketidakharmonisan budaya dan penindasan yang dipicu oleh protes anti-rasisme global.

"Saya tahu banyak orang menganggap patung itu sebagai bentuk ofensif budaya. Kita tidak bisa mengabaikan apa yang sedang terjadi di dunia. Pada saat kita berusaha membangun toleransi, saya rasa patung itu tidak membantu kita menjembatani celah itu," kata Wali Kota Paula Southgate dilansir dari Arab News, Jumat (12/6).

Hamilton adalah seorang komandan angkatan laut yang berperang melawan penduduk asli Maori yang mempertahankan tanah mereka. Suku Maori melawan ekspansi kolonial Inggris pada abad ke-19.

Hamilton meninggal pada Pertempuran Pukehinahina, atau Gate Pa, pada tahun 1864. Ia tewas dalam perang parit yang diciptakan pahlawan suku Maori yaitu Ngai Te Rangi.

Sampai tahun 2012 tidak ada patung Hamilton di kota tersebut, hingga akhirnya tahun 2013 Dewan membuat dan meletakannya di taman. Kini Dewan juga memindahkan patung itu setelah adanya permintaan resmi dari suku Waikato-Tainui.

Para pengunjuk rasa anti-rasisme telah bersumpah untuk merobohkan patung pada sebuah demonstrasi akhir pekan ini. Aktivis Taitimu Maipi menyebut Hamilton sebagai seorang pembunuh.

"Bagaimana kita bisa menerima dia sebagai pahlawan, padahal dia adalah monster yang memimpin pertempuran," kata Maipi.

Waikato-Tainui mengapresiasi pemindahan patung itu, dia juga mengatakan proses pergantian nama kota akan segera dibahas. Banyak pihak mengusulkan agar nama kota diganti menjadi nama asli kota Maori, Kirikiriroa.

Di seluruh dunia, patung-patung dan nama-nama tempat untuk menghormati tokoh-tokoh seperti budak dan tokoh-tokoh militer kolonial sedang dibahas kembali dalam menanggapi protes anti-rasisme yang dipicu oleh pembunuhan polisi terhadap pria Afrika-Amerika George Floyd.

Namun Wakil Perdana Menteri Winston Peters mengatakan menghapus penggambaran tokoh-tokoh bersejarah adalah bagian dari "gelombang kebodohan" yang akan mencegah generasi masa depan belajar dari kesalahan masa lalu. "Mengapa beberapa warga Selandia Baru tergerak meniru tindakan protes tanpa pikir apa yang diimpor dari luar negeri?" kata Peters.

"Sebuah negara yang percaya diri tidak akan pernah menyerah untuk melenyapkan simbol sejarah mereka, apakah itu baik atau buruk atau hanya keluar dari mode," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement