Selasa 16 Jun 2020 14:11 WIB

Ilmuwan Iran Kembangkan Obat untuk Pasien Covid-19

Ilmuwan Iran kembangkan obat untuk mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Ilmuwan Iran kembangkan obat untuk mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Livescience
Ilmuwan Iran kembangkan obat untuk mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ilmuwan Iran telah mengembangkan obat khusus untuk mempercepat proses pemulihan pasien yang terinfeksi Covid-19. Tim dokter dan peneliti Iran mengadakan pertemuan untuk mengumumkan hasil uji klinis tentang penggunaan ReciGen, yakni obat interferon alfa-2b yang dibuat di Iran untuk menyembuhkan pasien virus corona.

"ReciGen adalah salah satu obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit corona (virus) yang telah terbukti sangat efektif pada pasien," ujar profesor ilmu kedokteran sekaligus pemimpin panel, Ali Akbar Velayati, dilansir Fars News.

Baca Juga

Velayati mengatakan tim ilmuwan berencana untuk mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan Iran agar dapat menggunakan obat tersebut bagi pasien virus corona atau Covid-19 yang dirawat di Masih Daneshvari Hospital. Rumah sakit tersebut merupakan pusat utama penelitian dan perawatan penyakit pernapasan di Teheran.

"Kami akan mengungkap obat untuk memerangi corona yang bisa memiliki peran besar dalam mengurangi tingkat kematian pasien," kata Velayati.

Pada Ahad (14/6), Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan terdapat 2.472 kasus baru infeksi virus corona dalam 24 jam terakhir. Kementerian Kesehatan mencatat ada 107 pasien telah meninggal dunia.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadar Lari mengatakan jumlah total pasien virus corona meningkat menjadi 187.427. Sementara 148.674 pasien telah dinyatakan pulih dan dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Lari menyatakan keprihatinan terhadap peningkatan jumlah kasus virus corona di sejumah provinsi yakni Khuzestan, Hormozgan, Azarbaijan Barat, Kurdistan, Kermanshah, Sistan dan Balouchestan, serta Bushehr. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan lebih dari 1.000 rumah sakit di negara tersebut telah menerima peralatan tes virus corona.

"Berdasarkan laporan oleh kementerian kesehatan, 1.200 pusat di seluruh negeri siap untuk mengambil sampel dan tes dari orang-orang dan 17.500 panti jompo dan rumah kesehatan juga siap untuk memberikan layanan kebersihan dan perawatan kepada orang-orang," kata Rouhani.

Menurut statistik terbaru dari Kementerian Kesehatan, jumlah laboratorium medis untuk menguji infeksi virus korona telah mencapai lebih dari 90 di seluruh negeri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tanggapan Iran terhadap virus korona sejauh ini sudah mencapai sasaran. Namun WHO menyatakan, sanksi AS merupakan tantangan besar dalam penanganan virus korona di Iran dan dapat menimbulkan jumlah kematian yang besar. Rizky Jaramaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement