REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan peningkatan kasus virus Corona menyusul penyebaran di Beijing. Kondisi ini membuat penerbangan kembali dibatasi untuk menahan gelombang infeksi baru di seluruh negeri. Lebih dari 60 persen penerbangan komersial masuk dan keluar dari Beijing telah dibatalkan.
Situs berita milik Partai Komunis Global Times mengatakan, pukul 09.00 Rabu (17/6) pagi, total 1.255 penerbangan ke dan dari dua bandara utama di ibukota telah dibatalkan. Beijing sebenarnya telah berupaya menghentikan transmisi lokal. Hanya saja dalam beberapa hari terakhir terjadi penambahan 137 kasus di kota berpenduduk 20 juta orang itu.
Kelompok turis yang melintasi batas kota dan provinsi tak diperbolehkan. Keputusan ini menambah larangan perpindahan orang dari daerah berisiko tinggi meninggalkan Beijing dan larangan taksi dan layanan mobil untuk mengangkut orang melintasi perbatasan kota.
Memakai masker, menjaga jarak, dan mendesinfektan semua benda menjadi lebih ketat. Pemeriksaan di pintu masuk ke perumahan warga juga diperketat, dengan beberapa memerlukan bukti bahwa orang yang akan masuk belum melakukan perjalanan ke tempat-tempat lokasi infeksi telah dilaporkan.
Beijing telah melaporkan 31 kasus pada Rabu, naik dari 27 pada hari sebelumnya. Penambahan kasus virus korona ini dikaitkan dengan pasar makanan grosir yang masih menjadi rahasia awal penyebarannya.
Secara nasional, China melaporkan 44 kasus baru, 11 kasus dibawa dari luar negeri oleh wisatawan Cihna. Sementara satu kasus lokal berasal dari provinsi Hebei yang berdekatan dengan Beijing dan satu lagi di provinsi timur Zhejiang, lebih jauh ke selatan.
Hingga saat ini, tidak ada laporan kematian baru. Sebanyak 252 orang saat ini dalam perawatan Covid-19. Sebanyak 113 lainnya diisolasi dan diamati karena dicurigai sebagai kasus atau untuk pengujian positif virus tanpa menunjukkan gejala apa pun.