REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sekjen Liga Dunia Muslim (MWL) Mohammed Al-Issa mendapat kecaman karena mengikuti kegiatan dengan komunitas Yahudi Israel Amerika. Al-Issa pun memberikan penjelasan atas kehadirannya itu.
"Interaksi Liga Dunia Muslim dengan orang-orang Yahudi bersifat religius, tidak bersifat politis atau terkait dengan Israel," kata Al-Issa, Rabu (17 Juni) dalam sebuah wawancara dengan Al-Arabiya.
Al-Issa menghadiri forum global global Komite Yahudi Amerika pada Ahad di mana sejumlah pejabat Israel juga hadir. Namun Al-Issa menegaskan Liga Muslim Dunia tidak berpartisipasi dalam forum dengan pejabat Israel.
"Kami berurusan dengan pengikut agama sepenuhnya, bukan urusan politik," kata Al-Issa.
Ia menambahkan bahwa organisasi tidak berurusan dengan orang-orang yang telah menyebabkan kerugian bagi umat Islam.
Ribut-ribut soal ini muncul setelah pembawa acara televisi Al-Jazeera menuduh Al-Issa menyerukan adanya agama baru.
“Setiap agama memiliki keyakinannya sendiri dan tidak akan menyetujui doktrin apa pun selain dari doktrinnya sendiri. Kalau tidak, agama akan menjadi satu,” kata Al-Issa.
Pekan lalu, Al-Issa menerima Penghargaan Anti-Semitisme yang pertama dari Federasi Sephardi Amerika. Dalam upacara virtual ia berjanji memerangi Islamofobia dan anti-Semitisme.
"Di Liga Muslim kami bangga dapat bahu-membahu dengan saudara dan saudari Yahudi dan Kristen. Kami membangun pemahaman, rasa hormat, cinta, dan keharmonisan antaragama," kata Al-Issa.
Rabi Yahudi Amerika Marc Schneier, yang berpasangan dengan Al-Issa dan MWL untuk program Muslim-Yahudi global, menyebut kritik terhadap MWL tidak sesuai kenyataan dan tidak pada tempatnya.
“Tidak ada yang ingin menggabungkan agama. Kerukunan antaragama tidak berarti kita harus menggabungkan agama. Itu konyol," kata Schneier dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya English.
"Dr Al-Issa telah bekerja dengan beberapa organisasi Yahudi selama 18 bulan untuk memajukan dan memperkuat hubungan Muslim Yahudi,” kata dia.