Jumat 19 Jun 2020 17:27 WIB

Citra Satelit Ungkap Aktivitas China di Perbatasan India

Aktivitas pasukan China di perbatasan India meningkat sebelum bentrokan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Sejumlah truk tentara India melintas di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Sejumlah truk tentara India melintas di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Menurut laporan, sebanyak dua puluh Personel Angkatan Darat India termasuk seorang kolonel tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di Lembah Galwan di wilayah Ladakh timur karena pertempuran perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, GALWAN -- Citra satelit perlihatkan aktivitas China beberapa hari sebelum bentrokan China-India paling mematikan dalam beberapa dekade terjadi. China membawa potongan-potongan mesin, memotong jalan pegunungan, dan membendung sungai di wilayah Himalaya.

Dilansir dari Aljazirah, Jumat (19/6), gambar-gambar tersebut diambil satu hari sebelum tentara China-India bentrok di Lembah Galwan yang disengketakan. Satu pekan sebelum bentrokan terjadi aktivitas, China di lokasi bentrokan meningkat.

Baca Juga

Citra satelit itu diambil perusahaan foto bumi Planet Labs dan dimiliki kantor berita Reuters. Seorang pakar mengatakan gambar-gambar itu menunjukan tanda-tanda perubahan lanskap lembah.

Pakar itu mengatakan perubahan terlihat melalui jalur-jalur lembah yang melebar, datarannya bergerak dan ada pembangunan jembatan sungai. Citra satelit itu juga memperlihatkan adanya mesin-mesin di sepanjang pegunungan yang botak dan sungai Galwan.

Kantor berita Reuters melaporkan dua orang pejabat pemerintah India mengatakan negara mereka berencana memberlakukan batasan perdagangan yang lebih ketat lagi ke China. Mereka juga berencana meningkatkan impor ke sekitar 300 produk China.

Berdasarkan dokumen pemerintah, rencana itu sudah ditinjau sejak bulan April lalu. Rencana itu sesuai dengan kampanye Perdana Menteri Narendra Modi yang mempromosikan penggunaan produk sendiri. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement